Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Papua Diimbau Waspada terhadap Praktik Perdagangan Orang

Kompas.com - 19/02/2017, 22:57 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengimbau, para orang tua tidak mudah menyerahkan anak-anak mereka kepada orang lain yang tidak dikenal. Hal tersebut sangat berisiko terjadinya penjualan manusia, khususnya anak-anak.

Arist mengemukakan hal itu terkait dengan ditemukannya tujuh anak asal Papua yang tinggal di penampungan illegal di Jalan Intisari Raya, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur pada Jumat (17/2/2017) lalu. Rumah penampungan itu dikelola oleh SK (35).

"Kami berharap masyarakat, atau keluarga yang ada di Papua, jangan cepat percaya bujuk rayu, tipu daya, janji-janji untuk menyerahkan anaknya tanpa kendali dari orang tua karena praktik perdagangan dan penculikan anak ini fenomena yang sudah marak, khususnya, kami dapat banyak laporan anak Papua yang pindah tanpa identitas," ujar Arist dalam konfrensi pers di Komnas PA, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Minggu (19/2/2017).

Yulita Dimara, orang tua salah satu korban, mengatakan, SK yang kala itu berpakaian ala biarawati datang langsung ke Papua dan meminta agar anak-anaknya diizinkan untuk dibawa ke Jakarta. Alasannya, anak-anaknya itu akan di sekolahkan di seminari atau dimasukkan ke sekolah Katolik.

"Suster (biarawati) itu terkenal, sering ke Timika, kenal semua. Suster itu datang ke Papua, langsung menyerahkan formulir, kami isi, katanya mau dikasih masuk ke sini, di asrama. Berkas-berkas semua diselesaikan dalam dua hari saja," kata Yulita.

Namun semenjak dibawa tersangka pelaku pada sekitar dua tahun lalu, Yulita mengaku sulit untuk bisa berkomunikasi dengan anak-anaknya tersebut. Bahkan, dalam kurun waktu dua bulan hanya satu kali dapat menghubungi nomor telepon SK.

"Nomernya tidak pernah aktif. Nomer tidak pernah berganti," kata Yulita.

Kasus eksploitasi anak ini terungkap dua Jumat lalu. Dari ketujuh anak tersebut, empat diantaranya sudah diketahui identitasnya. Satu anak sudah dikembalikan keluarganya ke Semarang, Jawa Tengah. Kemudian tiga anak lainnya akan dibawa pihak keluarganya ke Timika Papua, malam ini.

Sementara tiga anak lainnya masih diidentifikasi. Ketiganya saat ini sudah berada di rumah aman, milik Kementerian Sosial (Kemensos).

Untuk merekrut anak-anak itu, tersangka pelaku datang langsung ke Timika, Papua. Pelaku menemui orang tua korban.

Tersangka pelaku kini ditahan di Polres Jakarta Timur. Polisi terus melakukan pemeriksaan intensif terhadap tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com