Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Minta Maaf karena Ada Wilayah yang Tergenang Lebih dari Sehari

Kompas.com - 23/02/2017, 05:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta maaf kepada warga terkait banjir yang merendam beberapa titik di Ibu Kota lebih dari satu hari mulai Selasa (21/2/2017).

Basuki atau Ahok sempat berjanji banjir di Jakarta akan surut tak lebih dari tiga jam tapi nyatanya ada permukiman yang tergenang lebih dari satu hari.

"Kami mohon maaf lah untuk kejadian tergenang sehari. Apalagi ibu rumah tangga, saya ngerti, kasihan kalau bikin susu enggak ada air panasnya," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (22/2/2017).

(Baca: Benarkah Wilayah yang Sudah Dinormalisasi Bebas dari Banjir?)

Dia mengatakan,banjir kali ini disebabkan curah hujan tinggi pada Februari dan fenomena alam La Nina.

Ahok mengimbau warga Jakarta tidak membuang sampah sembarangan, terutama tidak membuang sampah plastik ke saluran air karena akan menyulitkan petugas saat akan membersihkan saluran air tersebut.

Ahok mengapresiasi kinerja pekerja harian lepas (PHL) dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta atau yang dikenal sebagai pasukan biru, serta PHL dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) atau pasukan oranye, selama banjir.

"Saya kira teman-teman bekerja sangat baik. Kami juga sangat apresiasi teman-teman dari Dinas Tata Air (sekarang Dinas Sumber Daya Air), UPK Badan Air (Dinas Kebersihan), PPSU, termasuk pasukan biru semuanya," kata Ahok.

Selain itu, ia turut berbelasungkawa atas meninggalnya seorang PPSU asal Kelapa Gading, Dennis, yang tenggelam di Kali Betik. Dennis terpeleset saat sedang memotret untuk membuat laporan kerja dan hanyut bersama sepeda motornya.

Dennis hanyut pada Selasa (21/2/2017) dan baru ditemukan pada Rabu. Ahok menyebut, keluarga Dennis mendapat santunan dari BPJS Ketenagakerjaan.

"BPJS otomatis ada santunan. Ada RP 100 juta berapa itu, saya enggak tahu," kata Ahok.

(Baca: Keluhan Ahok Tidak Bisa Monitor Penanganan Banjir Saat Jalani Sidang)

Kompas TV Banjir yang menggenangi beberapa wilayah di Jakarta menjadi sorotan. Banyak spekulasi tentang penyebab banjir.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com