JAKARTA, KOMPAS.com - Guna mencegah gizi buruk meningkat di Jakarta, Pemprov DKI akan membuat program deteksi gizi anak sejak dini. Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menjelaskan, pelaksaan program ini akan bekerjasama dengan Universitas Indonesia untuk datang langsung dan melakukan pengecekan ke rumah warga.
Djarot berharap dengan adanya program itu, gizi anak bisa diawasi serta mencegah terjadinya gizi buruk seperti yang menimpa Rollin (16), remaja asal Jakarta Timur.
"Ini caranya semua anak balita kami akan cek tumbuh kembang anak bekerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) atau kampus lain agar balita dan semuanya (penderita gizi buruk) terdata," ujar Djarot di Jakarta Timur, Senin (27/2/2017).
Djarot mengatakan, program itu telah dilakukanya saat menjabat sebagai Wali Kota Blitar, Jawa Timur. Saat itu hasilnya, banyak anak-anak yang terdata dan diawasi tumbuh kembangnya.
Djarot juga meminta agar pemerintah kota cepat merespon laporan-laporan gizi buruk yang dilaporkan warga.
"Kalau ada peta (data), itu by address, by name, by diagnosis, kami bisa pantau. Kami nggak peduli (apakah bukan warga Jakarta), yang penting udah punya peta seluruh balita deteksi dini tumbuh kembang anak, beratnya, tingginya, pasokan gizinya," ujar Djarot.
Kasus gizi buruk menimpa Rollin (16), remaja yang tinggal di kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur. Akibat kondisi ekonomi yang kurang mampu, orangtua Rollin tak sanggup memberikan asupan gizi serta perawatan yang cukup untuk anaknya.
Saat ini Rollin telah dirawat secara intensif di Rumah Sakit Budhi Asih, Jakarta Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.