Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Musnahkan Ratusan Kilogram Narkoba Berbagai Jenis

Kompas.com - 02/03/2017, 12:43 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya memusnahkan narkoba sitaan hasil penangkapan dalam kurun waktu dua bulan, Januari hingga Februari 2017, Kamis (1/3/2017).

Narkoba yang berhasil diamankan itu berupa sabu sebanyak 117 kilogram lebih, ekstasi 228.978 butir, serta erimin atau happy five sebanyak 22.360 butir yang berasal dari sindikat internasional (Belanda, China, Hongkong, Taiwan, Malaysia, dan Indonesia).

Ada juga tembakau gorilla sebanyak 9 kilogram lebih berasal dari jaringan Jakarta dan Surabaya.

(Baca juga: Terlibat Sindikat Narkoba di Kampus, 4 Mahasiswa dan Dua Pegawai Ditangkap)

Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan, Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta, dan Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta AKBP Maria Sorlury secara simbolis melemparkan beberapa bungkus barang tersebut ke dalam mobile incinerator atau mesin pemusnah.

Iriawan secara terbuka menyatakan perang terhadap narkoba harus terus digalakan. Apalagi, jenis narkoba dan modus penyelundupannya kini semakin beragam.

"Hal lain juga ada narkoba jenis baru, saya sudah pelajari ini dari tembakau dicampur kimia, dayanya luar biasa, tembakau murah untungnya banyak," kata Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu.

Tembakau gorilla yang dimaksud Iriawan merupakan hasil pengungkapan pabrik tembakau gorilla di Surabaya yang diedarkan ke seluruh Indonesia.

Selain itu, sebagian besar sabu yang dimusnahkan hari ini berasal dari penyelundupan di dalam panel listrik.

Sebanyak 18 tersangka WNI dan 2 tersangka WNA yang masih hidup dari 19 kasus yang ditangani Polda Metro Jaya dihadirkan dalam pemusnahan narkoba sitaan ini.

(Baca juga: Rumah Gembong Narkoba yang Dijadikan Markas BNN Bernilai Rp 27 Miliar)

Asap hitam membumbung tinggi dari mobile incenerator dan menyesakkan puluhan anggota polisi dan awak media yang berada di lokasi.

Hanya sebagian polisi yang mengenakan masker dalam pemusnahan tersebut. Mesin tersebut milik BNN yang dipinjam. Iriawan berharap, satuannya juga bisa memiliki alat tersebut.

"Jadi kalau ada aset-aset yang bisa kita sita, harta negara, terus dikompensasi untuk kepentingan narkoba alangkah baiknya. Saya ingin punya juga nih alat-alat penghancur barang bukti ini, kita kan belum punya," ujar Iriawan.

Kompas TV Usai mati satu dari 10 pelaku narkoba dalam penangkapan di jalan Medan-Binjai, Sumatera Utara hari Rabu (3/2).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com