JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan, jatuhnya lift di Blok M Square, Jakarta, bukan karena kelalaian pengelola.
Diduga, lift kelebihan beban lantaran pengunjung tidak mau mengalah dan memaksa untuk masuk ke dalam lift.
"Sekuriti sudah berkali-kali teriak agar keluar. Tapi pengunjung tak juga mau keluar. Tak mau mengurangi beban lift," ujar Sumarsono saat meninjau langsung di Blok M Square, Jakarta Selatan, Jumat (17/3/2017).
Sumarsono mengatakan, pengunjung juga sudah diperingatkan dengan peringatan bunyi saat kelebihan beban. Lift tersebut juga sudah dilengkapi dengan tanda peringatan batas maksimal orang.
"Sudah ada warning-nya, semua bisa baca. Tapi ya, kembali kepada kesadaran masing-masing," ujar Sumarsono.
Setelah meninjau langsung lift yang merosot, Sumarsono juga sempat menjenguk beberapa korban di Rumah Sakit Pusat Pertamina.
Dari 24 korban, ada 13 orang yang biaya pengobatannya ditanggung BPJS.
Sumarsono mengatakan, biaya pengobatan korban lain akan ditanggung pihak Blok M Square.
Lift 5 Blok M Square jatuh sekitar pukul 12.45. Sebanyak 24 orang terluka dan dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan.
Seperti dikutip Kompas, Jumat malam, 8 orang dibolehkan pulang, 5 pasien diobservasi, dan 11 orang dioperasi. Para korban rata-rata mengalami patah tulang kaki serta luka pergelangan tangan dan telapak kaki.
Dari tulisan di dalam lift, kapasitas maksimal 24 orang atau sekitar 1.600 kilogram. Selain 25 orang terluka, diduga jumlah orang di dalam lift lebih banyak, mencapai 31 orang.
Menurut para pedagang, lift itu sudah berulang kali dilaporkan rusak kepada managemen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.