JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transportasi Jakarta dan operator angkutan kota Koperasi Wahana Kalpika (KWK) baru saja menandatangani nota kesepahaman pada Rabu (22/3/2017). Isinya kesepakatan bahwa angkot-angkot KWK akan jadi angkutan pengumpan bagi layanan bus Transjakarta.
Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono menjelaskan mekanisme yang berlaku dalam integrasi itu. Dia menyebut nantinya akan ada kartu khusus untuk pelanggan Transjakarta agar bisa naik angkot KWK gratis pada waktu-waktu tertentu.
Kartunya sendiri diberi nama Sahabat KWK. Dengan kartu ini, nantinya pelanggan Transjakarta hanya tinggal menunjukkan kepada sopir KWK agar mereka tidak lagi dikenakan biaya jika naik angkot pada pukul 05.00–09.00 WIB, dan pukul 16.00–20.00 WIB.
"Kartunya dilihatin ke sopir. Kalau penumpang tidak memiliki kartu, tetap dikenakan tarif seperti biasa," kata Budi.
Budi menargetkan Kartu Sahabat KWK sudah bisa didapatkan di seluruh halte-halte Transjakarta paling lambat 1 April 2017. Namun, dia belum dapat menyebutkan harga jual kartu tersebut.
Menurut Budi, Kartu Sahabat KWK tidak diisi saldo dan berbeda dengan kartu uang elektronik.
"Kartunya tidak ada saldo-saldoan," ujar Budi.
(baca: Transjakarta Tandatangani MoU dengan KWK di Kantor Golkar, Mengapa?)
Budi menyatakan sampai saat ini pihaknya dan KWK masih menginventarisasi rute-rute penerapan layanan angkot KWK gratis bagi pengguna Transjakarta. Saat ini, KWK diketahui melayani 78 trayek yang diperkuat 6.285 unit kendaraan.
Budi menargetkan untuk tahap awal, sudah akan ada 2.000 unit angkot KWK yang bisa menjadi layanan gratis untuk pengguna Transjakarta.
"Nanti tiap satu trayek kami booking semua," ucap Budi.
Integrasi bus Transjakarta dan angkot KWK merupakan salah satu upaya Transjakarta untuk meningkatkan pelayanan transportasi umum dengan sistem end to end yang terintegrasi dari first mile sampai dengan last mile.
Budi yakin cara ini dapat meningkatkan jumlah pengguna Transjakarta. Selain tentunya memperluas jangkauan dan aksesibilitas layanan.
"Kalau saya ke halte transjakarta bisa jalan kaki karena dari rumah jaraknya cuma 200 meter. Tapi kan banyak teman-teman kita yang harus menggunakan ojek, menggunakan KWK juga atau taksi lebih dulu. Nah di sinilah kelebuhan KWK yang bisa menjangkau sampai ke permukiman," kata Budi.