Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Djarot Ditanya Warga yang Takut Dianggap Kafir jika Pilih Nomor 2

Kompas.com - 04/04/2017, 18:20 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, berkampanye di wilayah RW 05, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Selasa (4/4/2017).

Pada kesempatan itu, seorang ibu curhat tetang anggapan yang berkembang bahwa memilih pasangan nomor pemilihan dua akan dianggap murtad dan kafir.

Ibu yang mengaku bernama Sulistyowati itu meminta penjelasan dari Djarot tentang hal tersebut sambil menyebut bahwa ini adalah negara Pancasila.

"Pak, kalau milih nomor dua dianggap murtad atau kafir?" kata ibu itu.

(Baca juga: Djarot: Program Rumah Rp 350 Juta Baik tapi Bisa Dilaksanakan Tidak?)

Djarot kemudian bertanya kepada ibu tersebut sekaligus warga lain yang hadir di posko itu mengenai siapa yang berhak memurtadkan dan mengkafirkan seseorang, yakni Tuhan atau manusia.

Warga lalu menjawab kompak bahwa yang berhak adalah Tuhan. Djarot menyampaikan, hendaknya masalah agama tidak dicampur aduk dengan politik.

Djarot berpendapat, isu agama yang dicampur masalah politik pilkada hanya terjadi di Jakarta.

Sementara itu, di daerah lain, seperti di Kalimantan, Papua, dan Sumatera, lanjut Djarot, tidak terjadi hal demikian. 

Menurut Djarot, warga berkeyakinan, siapa pun berhak memilih pemimpin pemerintahan, baik yang berkeyakinan sama atau pun berbeda.

"Ini negara Pancasila. Semua orang punya hak untuk memilih dan dipilih," kata Djarot, di lokasi kampanye, Selasa (4/4/2017).

Djarot berpesan kepada Sulistyowati untuk tidak takut dalam memilih. Ia juga berpesan untuk memaafkan pihak yang suka mengkafirkan orang lainnya.

"Istigfar saja, maafin mereka yang terlampau bernafsu, emosi, maafin saja, doain yang baik, jangan dibenci ya," kata Djarot.

(Baca juga: Kampanye di Penggilingan, Djarot Minta Didoakan Warga)

Ia juga mengingatkan bahwa Islam itu adalah agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi alam semesta.

"Islam itu merangkul, bukan memukul. Mengajak bukan mengejek. Dan Islam itu rahmatan lil 'alamin," ujar Djarot.

Kompas TV Djarot Kampanye Lagi di Kembangan Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com