Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Pemprov DKI Hadirkan Kereta Transjakarta di Ibu Kota

Kompas.com - 12/04/2017, 08:26 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pemprov DKI Jakarta melalui PT Transjakarta berencana melakukan pengadaan kereta rel listrik (KRL) bernama kereta Transjakarta untuk memenuhi kebutuhan transportasi massal di Ibu Kota.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan, rencana pengadaan kereta Transjakarta itu bermula dari ide Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang ingin mengembangkan perusahaan transportasi PT Transjakarta.

Ahok menyampaikan bahwa dia ingin meningkatkan transportasi Transjakarta mulai dari prasarana hingga moda transportasi. Dari ide itu, Sumarsono akhirnya berdiskusi dengan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Dalam diskusi tersebut, Rini dan Budi mengatakan bahwa di DKI Jakarta masih kekurangan moda transportasi massal meski pemerintah tengah membangun mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT).

Berdasarkan hasil diskusi, tercetuslah ide agar Pemprov DKI melalui PT Transjakarta melakukan pengadaan KRL, dan rencana awalnya ada lima set kereta yang akan dibeli.

Satu set kereta membutuhkan anggaran sekitar Rp 75 miliar, dan butuh anggaran sekitar Rp 375 miliar untuk membeli 5 set kereta tersebut.

(baca: DKI Perkirakan Kebutuhan Dana untuk Kereta Transjakarta Rp 360 Miliar)

Sumarsono yakin pengadaan kereta Transjakarta tidak akan merugikan Pemprov DKI. Keyakinan itu didasari bahwa dalam jangka panjang moda transportasi di Jakarta akan beralih ke moda transportasi massal tanpa hambatan seperti KRL.

Artinya kebutuhan masyarakat untuk menggunakan moda transportasi massal jenis kereta akan semakin besar.

"Menurut Transjakarta perhitungannya masuk," ujar Sumarsono di Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2017).

(baca: Pemprov DKI Yakin Pengadaan Kereta Transjakarta Tidak Merugikan)

Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan akan berkomunikasi lebih lanjut dengan PT KAI untuk mempelajari konsep kerja sama kereta Transjakarta itu.

Budi belum tahu bagaimana bentuk kerja sama yang akan dilakukan, tapi kemungkinan kereta Transjakarta untuk mendukung rute kereta bandara. Spesifikasi kereta Transjakarta akan mengikuti ketentuan dari PT KAI.

"Apakah bentuk kerja samanya nanti kami sebagai operator atau kami investasi atau bagaimana? Karena sebagai sama-sama PT, kita kan harus ada hitungan nih, enggak bisa main sembarangan," ujar Budi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com