Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Penodongan di Angkot: Pak, Cukup Saya, Jangan Tusuk Anak Saya

Kompas.com - 12/04/2017, 17:23 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Risma Oktaviani (26), cuma pasrah saat pisau pelaku penyanderanya yang beraksi di angkot yang ditumpanginya itu menempel di lehernya.

Ia sempat minta kepada pelaku untuk tidak melukai Dafa Ibnu Hafiz (2), sang anak yang ada dalam gendongannya.

Risma bilang kepada pelaku, ia bersedia jika harus terluka, asal anaknya tidak diapa-apakan.

Drama penyanderaan selama 30 menit yang terjadi Minggu (9/4/2017) malam itu nyaris membuat Risma dan anaknya kehilangan nyawa.

Risma saat itu baru saja pulang dari rumah mertuanya. Ia naik angkot KWK dari kawasan Pondok Kopi.

Di dalam perjalanan ke rumahnya di kawasan Layur, Pulogadung, pelaku yang belakangan diketahui bernama Hermawan (28), menumpang angkot tersebut dari depan Kantor Perumnas atau depan Rusun Klender. Pelaku naik seorang diri sambil menggendong ransel.

Dalam ransel tersebut, diduga telah disiapkan pisau yang hendak digunakan Hermawan untuk beraksi.

Tak lama setelah naik, pelaku mengeluarkan pisau sambil mengancam dengan meminta Risma dan seorang penumpang wanita lain menyerahkan barang berharga.

"Enggak lama setelah naik, dia (pelaku) langsung mepet istri saya, minta handphone sama uang," kata Nur Sopian, suami Risma, saat berbicara disamping istrinya kepada awak media, di RS Persahabatan, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (12/4/2017).

(Baca juga: Cerita Saksi Mata Penodongan Ibu dengan Balita di Dalam Angkot)

Risma pasrah. Namun, seorang penumpang lain hanya menyerahkan ponsel dan menolak memberikan uang. Angkot kemudian berhenti di lampu merah.

Satu-satunya penumpang selain Risma dan anaknya itu lari menyelamatkan diri, termasuk sang sopir saat angkot berhenti di lampu merah.

Namun, Risma ditarik oleh pelaku dan langsung disandera. Teriakan minta tolong penumpang dan sopir angkot yang menyelamatkan diri lebih dulu itu mengundang perhatian warga dan pengendara setempat.

Angkot tersebut kemudian dikepung warga. Aiptu Sunaryanto, yang kebetulan lewat akhirnya berhenti dan melakukan negosiasi dengan pelaku.

Selama dalam cengkeraman pelaku, Risma berupaya melindungi anaknya, Dafa. Bocah polos itu sedang setengah tertidur.

"Pas ditodong itu dia manggil Bun (Bunda), Bun," ujar Risma. Menurut Risma, ia meminta anaknya tenang.

(Baca juga: Aiptu Sunaryanto, Polisi yang Gagalkan Penodongan di Angkot Terima Penghargaan dari Kapolda)

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com