Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPU DKI Minta Penyelenggara Pemilu Tak Cederai Pilkada

Kompas.com - 12/04/2017, 20:13 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua KPU DKI Jakarta, Sumarno, mengingatkan semua penyelenggara Pilkada DKI Jakarta 2017 untuk tetap menjaga netralitas dan integritas mereka. Sumarno menyebutkan bahwa penyelenggaraan Pilkada DKI Jakarta 2017 dipertaruhkan di tangan penyelenggara, mulai dari tingkat provinsi hingga kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).

"Seluruh jajaran penyelenggara KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, di tangan Anda semua Pilkada DKI dipertaruhkan. Kita semua harus memastikan seluruh prosedur yang ada kita taati sehingga menjadi lebih baik," kata Sumarno saat memberikan sambutan dalam debat pilkada di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (12/4/2017) malam.

Sumarno menjelaskan, KPU DKI Jakarta telah melakukan sejumlah perbaikan pada penyelenggaraan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017. Salah satunya yakni perbaikan kualitas penyelenggara pemilu, khususnya di tingkat bawah, dengan memberikan bimbingan teknis. Dengan adanya bimbingan teknis, KPU DKI Jakarta berharap putaran kedua berlangsung lebih baik.

Selain itu, perbaikan lainnya yang dilakukan KPU DKI Jakarta yakni memperbaiki data pemilih. KPU DKI Jakarta memasukan pemilih yang memenuhi syarat ke dalam daftar pemilih tetap (DPT) dan mencoret pemilih-pemilih yang tidak lagi memenuhi syarat.

Sumarno juga mengingatkan, penyelenggara Pilkada yang demokratis dan berkualitas tidak hanya menjadi tanggung jawab penyelenggara. Sumarno mengajak tim pasangan calon dan masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan pilkada yang demokratis tersebut.

"Terlalu mahal harganya kalau Pilkada 2017 tercederai. Mari hadirkan yang lebih baik," kata Sumarno.

Pada kesempatan tersebut, Sumarno mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama dalam penyelenggaraan pilkada dan debat pada malam ini.

Dia juga mengingatkan warga untuk memilih pada 19 April 2017.

"Saya mengimbau seluruh masyarakat Jakarta, ingat Rabu, 19 April 2017, ayo datang ke TPS, ayo memilih untuk Jakarta," kata Sumarno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com