Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Ingin Sembako yang Diamankan Jelang Pilkada Disumbangkan

Kompas.com - 25/04/2017, 18:38 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti mengatakan, pihaknya akan meminta arahan dari pengadilan terkait barang bukti paket sembako yang diamankan pada masa tenang putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.

Hal itu akan dilakukan apabila tidak ada pihak yang mengakui kepemilikan sembako tersebut.

"Itu nanti kami minta arahan pengadilan. Itu kalau enggak ada yang mengakui," ujar Mimah di Kantor Bawaslu DKI, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa (25/4/2017).

Namun, apabila sembako yang diamankan diakui kepemilikannya, Bawaslu DKI Jakarta akan mengembalikan sembako tersebut kepada pemiliknya.

Salah satu paket sembako yang diketahui kepemilikannya yakni paket sembako di DPC PPP Jakarta Selatan.

"Kalau di Jakarta Selatan itu diakui punya mereka, tapi mereka bukan tim sukses karena itu acara istigasah, ya tetap harus dikembalikan," kata dia.

Baca: Temuan Paket Sembako Jelang Putaran Kedua Dinyatakan Bukan Tindak Pidana Pemilu

Mimah mengatakan, Bawaslu DKI Jakarta memiliki rencana untuk menyumbangkan paket sembako yang telah diamankan.

Namun, hal tersebut tetap akan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada pengadilan. Selain itu, Bawaslu DKI Jakarta juga menyarankan agar sembako yang pemiliknya diketahui juga tetap disumbangkan.

"Kalau yang punya itu ikhlas, mau dikasihkan ke anak yatim, itu mereka yang ngasih, kami hanya menyarankan," ucap Mimah.

Bawaslu DKI Jakarta sebelumnya menyatakan semua temuan paket sembako pada masa tenang putaran kedua Pilkada DKI Jakarta tidak dinyatakan sebagai tindak pidana pemilu yang berkaitan dengan politik uang.

Temuan-temuan sembako di banyak wilayah di DKI Jakarta itu tidak terbukti sebagai tindak pidana pemilu karena Panwaslu melakukan tindakan pencegahan.

Baca: Musim Sembako adalah Sedekah dari Tim Ahok-Djarot kepada Anies-Sandi

Panwaslu berhasil mengamankan sembako-sembako tersebut sebelum didistribusikan kepada masyarakat.

Selain itu, temuan sembako itu juga tidak dinyatakan sebagai tindak pidana pemilu karena orang yang diduga akan membagikan sembako itu tidak menyebutkan dari mana asal sembako. Ada pula pengakuan bahwa sembako itu tidak berkaitan dengan Pilkada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com