Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Tak Ada Penutupan Jalan di Puncak

Kompas.com - 29/04/2017, 10:28 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasubag Humas Polresta Bogor AKP Ita Puspita Lena mengatakan, tidak akan ada penutupan jalur puncak terikait rencana Gerakan Masyarakat Puncak Bogor (GMPB) menutup jalur, menuntut penghapusan kebijakan satu jalur (one way) di jalur Puncak selama akhir pekan ini, Sabtu (29/4/2017).

"Tidak ada tutup jalan," kata Ita kepada Kompas.com, Sabtu (29/4/2017). Ita mengatakan, pihaknya memang menerima permohonan aksi pada Kamis (27/4/2017) kemarin.

Aksi tersebut rencananya diikuti 2.000 orang di sepanjang 12 titik di Puncak. Ita mengatakan, pihaknya tidak akan mengizinkan unjuk rasa jika mengganggu keamanan, ketertiban, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas.

"Kami sudah mengimbau pemohon, bahwa apabila itu terjadi, akan kami bubarkan dan penggeraknya akan kami proses karena mengganggu fungsi jalan," kata Ita.

(Baca juga: Arus Lalu Lintas di Jalur Puncak Padat, Polisi Berlakukan Satu Arah)

Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2002 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, larangan mengganggu lalu lintas diatur pada Pasal 274 juncto Pasal 28 ayat (1) dengan ancaman paling lama 1 tahun penjaran dan denda Rp 24 juta.

Ita meminta masyarakat tidak khawatir terkait aksi unjuk rasa karena polisi melakukan penjagaan dan pengamanan di sepanjang jalur puncak.

Terkait aspirasi GMPB yang memprotes pemberlakuan one way pada akhir pekan karena hanya menguntungkan wisatawan dan bukan warga, menurut Ita, pemberlakuan one way adalah bentuk menghadapi permasalahan ada.

"Bahkan di Jakarta pun, pada jalur tertentu di pagi hari dilakukan contra flow. Alternatif lain untuk mengatasi ini adalah menambah kapasitas jalan yang tadinya satu jalur hanya satu lajur ditingkatkan menjadi 2 lajur masing-masing jalur atau dilanjutkan jalur alternatif menuju Cianjur (Poros Tengah timur) melalui Sukamakmur tanpa melewati puncak, yang saat ini tidak ada kelanjutannya," kata Ita.

Ita mengatakan, masalah one way ini pernah dikembalikan kepada masyarakat Puncak.

Menurut dia, saat itu warga tetap mendukung kepolisian untuk melaksanakan one way sampai ada solusi peningkatan kapasitas jalan dan jalur alternatif.

"Karena bila ditiadakan one way ini akan berdampak besar pada industri wisata beserta angkutannya yg menjadi penghidupan bagi banyak masyarakat Puncak," kata Ita.

Aksi GMPB menuntut penghapusan kebijakan one way di Puncak terjadi setelah kecelakaan di tanjakan Selangor, Sabtu lalu.

(Baca juga: Tangis Pilu Berulang di Jalur Puncak)

Hari itu, empat orang meninggal ketika bus wisata yang remnya blong menghantam kendaraan.

Selain itu, solusi penanganan kepadatan dan keruwetan jalur Puncak, ruas jalan 22,5 kilometer, mulai persimpangan Pos Polisi Gadog (Ciawi) ke Puncak Pass (Cisarua) melewati Megamendung di Kabupaten Bogor, belum juga konkret.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com