Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grabbike Bantah Orang yang Hina Penumpang sebagai "Driver"-nya

Kompas.com - 17/05/2017, 12:37 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar memastikan orang yang menghina serta melecehkan penumpang perempuan karena kode promo bukan pengemudi atau driver mereka.

Grab baru saja menerima laporan penumpangnya dihina kemudian dilecehkan dengan kata-kata kasar oleh orang yang mengaku-ngaku sebagai driver.

"Kami sudah menghubungi penumpang dan mitra pengemudi yang namanya digunakan oleh pihak tersebut. Pengemudi kami langsung klarifikasi bukan mereka yang mengirim pesan tersebut," kata Mediko saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/5/2017).

Dia menjelaskan, dari kejadian ini ada dua nama driver mereka yang dicatut oleh orang tak dikenal. Orang tak dikenal ini tiba-tiba mengirim chat WhatsApp ke nomor penumpang perempuan dan memprotes karena penumpang tersebut sering pakai kode promo.

Isi chat obrolan penumpang perempuan dengan orang diduga driver Grabbike sebelumnya telah menyebar di media sosial. Penumpang perempuan tersebut belakangan sampai dihina, disebut tidak mampu karena pakai kode promo, dan mendapat pelecehan secara seksual melalui kata-kata kasar.

Baca: Penumpang Grabbike Diprotes dan Dilecehkan karena Pakai Kode Promo

Dalam salah satu petikan obrolan, orang diduga driver itu menyatakan dirinya sebagai anggota Grabbike yang sering mangkal di kawasan Pondok Cina, Depok, Jawa Barat. Terhadap hal itu, Mediko memastikan tidak ada satupun driver mereka di sana yang berbuat seperti itu.

"Nomor yang digunakan itu tidak terdaftar di sistem kami sebagai pengemudi, tapi penumpang. Jadi (nomor) digunakan atas nama driver," tutur Mediko.

Masalah ini telah diselesaikan oleh pihak Grab bersama penumpang yang dirugikan dan mitra pengemudi di Pondok Cina. Grab mengimbau agar siapa saja yang mendapat perlakuan serupa agar dapat melapor ke manajemen untuk diteliti dan ditindak lanjuti.

Kompas TV Susahnya penyelenggara angkutan kota bersaing dengan ojek berbasis aplikasi memang tidak lepas dari permodalan. Penyelenggara ojek online yang ada di Indonesia memang dibekingi modal hingga triliunan rupiah. Penyelenggara ojek berbasis aplikasi terbesar di antaranya Gojek dan Grab. Gojek hingga kini telah masuk jajaran startup "unicorn", alias perusahaan bermodal lebih dari Rp 13 triliun. Di belakang Gojek terdapat nama-nama investor dunia seperti Sequoia, Northstar hingga Rakuten.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com