JAKARTA, KOMPAS.com - Meski kondisi halte Kampung Melayu mulai padat menjelang jam pulang kerja pada Senin (29/5/2017) sore, beberapa penumpang mengaku masih was-was saat berada di halte itu. Rasa was-was dan khawatir itu terkait ledakan bom di area Terminal Kampung Melayu, beberapa meter dari halte tersebut, pada Rabu lalu.
"Saya sih masih deg-degan. Kan kemarin ada bom di sini. Masih deg-degan," kata Sularti (58), salah satu penumpang saat ditemui Kompas.com, di lokasi.
Halte Kampung Melayu resmi dioperasikan kembali pada pukul 15.00 WIB sore ini setelah sebelumnya ditutup sementara sejak Rabu lalu. Penutupan dilakukan karena halte menjadi tempat kejadian ledakan bom dan banyaknya bercak darah serta material bom yang berserakan di dalam halte.
Baca juga: Halte Kampung Melayu Beroperasi Kembali
Meski merasa deg-degan, Sularti menilai pihak transjakarta telah merapikan kondisi di dalam halte. Sularti juga berharap, kondisi halte dan bus transjakarta bisa terus aman dan tidak ada hal buruk lagi yang terjadi.
Penumpang lainnya, Eda Tukan (24), mengaku senang halte Kampung Melayu kembali beroperasi. Dia juga mengomentari soal personel keamanan, yakni TNI, yang dianggap memberikan rasa aman sekaligus bisa membuat penumpang sedikit takut.
"Kalau orang dewasa lihat tentara, mungkin biasa saja. Tapi, kalau anak kecil, kadang bisa takut kan. Tapi lihat ada tentara sama polisi, harusnya sih aman ya," kata Eda.
Pasca ledakam bom di Terminal Kampung Melayu, pihak PT Transjakarta bekerja sama dengan Polri dan TNI mengamankan area halte dan bus yang menjadi bagian dari layanan. Selain menempatkan personel pengamanan di berbagai titik, ada wacana untuk menempatkan metal detector di beberapa halte sebagai bagian dari pengamanan.
Halte Kampung Melayu melayani perjalanan empat rute, yaitu Koridor 5 (Kampung Melayu-Ancol), Koridor 7 (Kampung Melayu-Kampung Rambutan), Koridor 11 (Kampung Melayu-Pulogebang), dan layanan bus non-BRT Kampung Melayu-Grogol.
Baca juga: Menkumham Upayakan Pengobatan Polisi Korban Bom Kampung Melayu di Singapura