"Desainnya sudah berubah tiga kali," ujar Yori, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/7/2017).
Dia mengatakan, perubahan paling mencolok dari desain bangunan yang digagas mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) tersebut terdapat pada bagian kubah masjid.
"Saya maunya desain masjid Nusantara. Mereka ingin ada kubah. Tawar menawar akhirnya di putuskan minaret ada kubah kecil," ucap Yori.
Yori melanjutkan, perubahan juga terjadi pada luas bangunan masjid. Dalam desain final tersebut luas bangunan lebih sempit dari desain awal.
"Luas bangunannya mengecil 40 persen karena kami sesuaikan dengan luas bangunan masjid yang lama," ucap dia.
Dalam gambar desain bangunan, lantai pertama masjid berupa ruangan terbuka dengan sejumlah tiang penopang lantai bangunan di atasnya.
"Lantai satu ini modelnya ruangan terbuka karena buat kendurian. Ini gaya Betawi, ada gigi balangnya dan dinding "bernafas" dari anyaman bambu di beberapa sisinya," ujar Yori.
Sama halnya dengan pembangunan RPTRA Kalijodo, proyek pembangunan masjid itu dilakukan PT Anugerah Mandiri. Pembangunan masjid tersebut didanai melalui program corporate social responsibility (CSR) PT Sinarmas Land.
Rencananya, masjid itu akan dibangun dua lantai. Lantai pertama digunakan sebagai ruang serbaguna yang dapat digunakan warga untuk menggelar acara pernikahan, khitanan, kenduri dan lain-lain.
Awalnya pembangunan masjid itu ditargetkan selesai dalam waktu enam bulan setelah dilakukan groundbreaking oleh Ahok pada 22 Februari 2017 silam.
(baca: Libur Lebaran Usai, Pekerja Bangunan Kembali Kerjakan Masjid Kalijodo)
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/07/13/19234401/mengintip-desain-final-masjid-kalijodo