Salin Artikel

Pria Pembawa Tas Mencurigakan di ITC Depok Alami Gangguan Jiwa Berat

Kesimpulan itu didapat dari hasil pemeriksaannya selama 10 hari di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Pejabat sementara (Pjs) Kasubag Humas Polresta Depok Ajun Komisaris Firdaus menyebutkan Daseng diperiksa di RS Polri sejak 4-13 Juli. Dia diperiksa oleh tim yang dipimpin seorang dokter spesialis kejiwaan bernama Henny Riana.

"Setelah 10 hari dirawat, oleh tim dokter yang menangani dinyatakan bahwa terperiksa mengalami gangguan jiwa berat atau skizofrenia," kata Firdaus melalui laporan tertulisnya, Jumat (14/7/2017).

Menurut Firdaus, gangguan jiwa berat menyebabkan Daseng tidak mampu memahami nilai dan risiko tindakan yang dilakukannya. Firdaus menyatakan Daseng membutuhkan perawatan dan pengobatan psikiater.

Selain itu, Daseng juga membutuhkan pengawasan ketat karena adanya risiko perilaku yang membahayakan diri dan orang lain serta lingkungannya.

"Selanjutnya terperiksa Daseng telah diambil dari rumah sakit dan telah dikembalikan kepada orangtuanya untuk pengobatan kejiwaan lebih lanjut," ujar Firdaus.

(baca: Keterangan Pemilik Tas Mencurigakan di ITC Depok Berubah-ubah )

Ada dua tas yang dibawa Daseng dan dia letakkan di pinggir jalan depan ITC Depok, tepatnya di dekat jalur masuk angkot ke Terminal Depok pada 3 Juli yang lalu.

Tas tersebut sempat dicurigai berisi bom sehingga seorang sopir angkot melaporkannya ke polisi.

Polisi kemudian mensterilkan ruas Jalan Margonda arah Jakarta yang ada di depan ITC Depok selama sekitar dua jam.

Dari hasil pemeriksaan Tim Gegana, diketahui bahwa tas Daseng hanya berisi pakaian dan ponsel beserta perangkatnya. Saat meninggalkan tasnya di depan ITC, Daseng mengalami "linglung".

Dia diamankan dari kediaman orangtuanya di Kampung Pemagarsari, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.

Daseng diketahui sudah berada di Parung sejak Idul Fitri yang lalu. Pada 3 Juli, dia berencana pergi Bandung dan berangkat dari rumah orangtuanya di Parung pukul 08.00 menuju Terminal Depok.

Sampai terminal, Daseng sempat menyalami seluruh penumpang angkot yang ditumpanginya. Setelah turun dari angkot, dia kemudian meletakkan tasnya di pinggir jalan, tepatnya di depan jalur pejalan kaki yang hendak masuk ke ITC.

Saat itu, Daseng mengaku ingin membeli minum. Namun, setelah membeli minum, dia tidak jadi naik bus menuju Bandung. Dari Terminal Depok, Daseng justru kembali ke rumah orangtuanya di Parung dengan berjalan kaki.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/07/14/19165691/pria-pembawa-tas-mencurigakan-di-itc-depok-alami-gangguan-jiwa-berat

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke