Salin Artikel

Tentang Sentot yang Bawa Kabur Transjakarta dan Dugaan Gangguan Jiwa

"Pengin jemput anak sekolah, pakai bus Transjakarta," jawab Sentot sambil menangis.

Sentot adalah sopir Transjakarta milik operator PT Mayasari. Manajer PT Mayasari Bakti Daryono mengatakan, saat melarikan bus pada Selasa (25/7/2017), Sentot masih dalam posisi skorsing karena tindakan indisipliner sejak April 2017.

Sampai saat ini kepolisian belum menemukan motif Sentot membawa kabur bus tersebut. Sentot linglung dan limbung setiap kali ditanya polisi.

Meski demikian, Sentot telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pencurian. Dia terbukti membawa kabur bus Transjakarta dengan mengelabui petugas jaga di pul bus.

Sentot tidak menunjukkan surat perintah jalan (SPJ) saat membawa bus keluar dari pul karena mengaku sedang terburu-buru ingin menjemput anak sekolah. Petugas yang berjaga saat itu akhirnya mengizinkan Sentot membawa bus itu keluar.

"Cara bawa lari busnya ya saya bilang buru-buru mau jemput anak sekolah ke sekuriti karena disuruh pemerintah. Terus berhasil keluar," kata Sentot.

Baca: Sentot Hanya Menangis saat Ditanya Alasan Mencuri Bus Transjakarta

Hilangnya bus Transjakarta itu diketahui pada Rabu (26/7/2017) saat dilakukan pengecekan. Belakangan diketahui, Sentot rupanya mematikan OPU (alat sejenis global positioning system-GPS) di dalam mobil agar bus yang dia kemudikan tidak bisa dideteksi keberadaannya.

Dengan bantuan PT Transjakarta, bus itu terdeteksi berada di sekitar Pekalongan. PT Mayasari Bakti langsung menghubungi Polda Jawa Tengah dan Polda Jawa Timur untuk mengejar bus yang dicuri. Hingga akhirnya Sentot ditangkap dan dibawa kembali ke Jakarta.

Dugaan gangguan jiwa

Polisi kemudian membawa Sentot ke RS Polri untuk diperiksa kejiwaannya pada Selasa (1/8/2017) dan Rabu (2/8/2017).

Sentot diduga mengalami gangguan jiwa karena sebelumnya dia juga mengaku mendapat bisikan. Hal itu membuat Sentot tidak sadar membawa bus tersebut hingga ke Pekalongan tanpa membawa uang sepersen pun.

Kapolsek Ciracas, Jakarta Timur, Kompol Tuti Aini mengungkapkan, hingga kini belum diketahui hasil tes kejiwaan Sentot. Ia juga mengaku tidak tahu pasti kapan hasil tes kejiwaan Sentot dikeluarkan pihak rumah sakit.

"Belum keluar (hasil tes kejiwaan)," kata Tuti saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (7/8/2017).

Baca: Bawa Kabur Bus Transjakarta, Sentot Mengaku Dapat Bisikan

Kapolisian juga kesulitan mengetahui riwayat kesehatan Sentot karena belum ada keluarga yang menjenguk. Keluarga Sentot di Kebumen, Jawa Tengah, diketahui sudah meninggal dunia. Sementara itu, Sentot mengaku sudah ditinggal istrinya menikah lagi.

Bila terbukti mengalami gangguan jiwa, polisi akan menghetikan proses hukum tehadap Sentot.

Adapun mengenai dugaan gangguan jiwa yang dialami Sentot, dokter spesialis kedokteran jiwa, Andri, mengatakan seseorang yang jiwanya terganggu memang bisa melakukan sesuatu di luar kendalinya.

"Pada pasien yang mengalami gangguan halusinasi dengar biasanya ditemukan pada pasien skizofrenia. Memang perlu pemeriksaan kejiwaan," kata Andri.

Bisikan bisa berupa melakukan kekerasan hingga melakukan hal yang tidak wajar seperti yang dilakukan Sentot.

Ketua Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia, Bagus Utomo mencontohkan, pernah ada kasus pasien gangguan Bipolar yang mengaku mendapat bisikan untuk berjalan kaki ke luar kota.

Hal senada dikatakan dokter spesialis kedokteran jiwa, Tika Prasetiawati. Menurut Tika, untuk memastikan apakah Sentot benar mengalami gangguan jiwa, perlu pemeriksaan mendalam.

"Yang jelas, seperti itu (mendapat bisikan) gejala psikotik. Kalau gangguannya apa memang perlu pemeriksaan dulu," kata Tika.

Menurut Tika Prasetiawati, belajar dari kasus Sentot, maka diperlukan pemeriksaan sehat jiwa untuk profesi yang melayani masyarakat. Hal ini juga menyangkut keselamatan si pekerja itu sendiri jika diketahui mengalami masalah kejiwaan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/08/12035821/tentang-sentot-yang-bawa-kabur-transjakarta-dan-dugaan-gangguan-jiwa

Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke