Salin Artikel

Setelah 6 Bulan Beroperasi, Barulah "Skytrain" Bandara Tanpa Pengemudi

Operasional resmi skytrain rencananya ditargetkan pada 17 September 2017 dengan masa uji coba hingga sebulan ke depan.

"Semua ini kan tanpa awak, tapi nanti sebelum tanpa awak, harus uji coba selama enam bulan. Kami lakukan supaya safe, enam bulan pertama pakai awak sambil sinkronisasi sistem yang sudah ada," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau uji coba skytrain di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (15/8/2017).

Baca: "Skytrain Mirip Banget Sama KRL, dari Segala Aspek"

Di dalam unit skytrain, memang tersedia kursi pengemudi dan kontrol kemudi untuk mengendalikan kereta itu.

Setelah semua sistem berjalan tanpa kendala, PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara akan mengoperasikan skytrain secara otomatis dengan kendali berada di Operation Control Center (OCC).

"Jadi nanti bangku pengemudi sama kontrol kemudi di skytrain akan ditutup kalau sudah beroperasi tanpa awak atau otomatis," tutur Public Relation Manager PT Angkasa Pura II Yado Yarismano.

Selama sebulan ini, PT Angkasa Pura II mengoperasikan skytrain untuk uji coba di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Uji coba ini kemudian dievaluasi sebelum Ditjen Perkeretaapian menerbitkan sertifikat yang menyatakan moda transportasi itu aman dan dapat digunakan untuk umum.

Baca: Mengintip Interior Gerbong "Skytrain" Bandara Soekarno-Hatta

Ada tiga rangkaian atau trainset skytrain yang akan dioperasikan. Satu trainset terdiri dari dua gerbong kereta dengan kapasitas 176 orang penumpang.

Sementara, jeda antar rangkaian skytrain di tiap terminal ditargetkan maksimal lima menit, dengan waktu tempuh dari Terminal 1 menuju integrated building ke Terminal 2 dan Terminal 3 ditetapkan sekitar tujuh menit.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/15/16154761/setelah-6-bulan-beroperasi-barulah-skytrain-bandara-tanpa-pengemudi

Terkini Lainnya

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke