Skytrain di Bandara Soekarno-Hatta merupakan yang pertama di bandara di Indonesia. Jika biasanya pengguna jasa bandara berpindah terminal menggunakan kendaraan pribadi atau bus, ke depan tinggal naik skytrain yang terkoneksi melalui shelter di tiap terminal.
Layanan itu sekaligus untuk mengejar standar bandara-bandara internasional yang sudah sejak lama menyediakan skytrain serupa.
"Beroperasinya skytrain jelas akan meningkatkan standar pelayanan dan membuat daya saing Bandara Soekarno-Hatta meningkat untuk dapat berkompetisi dengan bandara-bandara terbaik dunia," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin pada Selasa (15/8/2017).
Proyek skytrain dengan nilai investasi Rp 950 miliar tersebut kini tengah menjalani masa uji coba selama sebulan penuh. Uji coba skytrain akan dinilai oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan untuk memastikan semua aspek, baik teknis maupun keamanan, dan keselamatan tercapai, sebelum digunakan untuk umum.
Lihat: Skytrain di Bandara Soekarno-Hatta Gratis
Skytrain di Bandara Soekarno-Hatta menggunakan tiga set kereta yang didatangkan dari Korea Selatan. Satu set kereta terdiri dari dua gerbong dengan kapasitas angkut satu set kereta sebanyak 176 orang.
Interior skytrain yang digunakan hampir mirip dengan yang ada di bandara beberapa negara tetangga, yakni minim tempat duduk dan lebih banyak ruang untuk berdiri.
Desain seperti itu mempertimbangkan banyaknya penumpang yang berdiri dan waktu tempuh perjalanan skytrain yang tidak terlalu lama, hanya beberapa menit untuk sampai di terminal tujuan.
Namun ada sedikit perbedaan, jika di bandara negara lain berbasis rel, skytrain di Bandara Soekarno-Hatta masih menggunakan roda dengan jalur khusus yang disiapkan. Teknologi itu dinamakan automated guided transit. Moda pengangkut tanpa pengemudi dan memakai roda pengarah tambahan di sisi kiri dan kanan unit kendaraan, menempel pada dinding beton.
Meski didesain tanpa pengemudi, selama enam bulan awal beroperasi, skytrain masih akan dikemudikan petugas dalam rangka sinkronisasi sistem. Headway (interval waktu perjalanan)skytrain di tiap terminal ditargetkan lima menit. Jadi, tiap lima menit akan tersedia skytrain.
Layanan skytrain itu akan menghubungkan tiap terminal dengan integrated building, di mana penumpang bisa beralih moda ke kereta bandara untuk menuju tempat-tempat di Jakarta dan sekitarnya.
Jika semua moda transportasi sudah berjalan, warga bisa lebih mudah menjangkau Bandara Soekarno-Hatta dengan berbagai macam pilihan moda transportasi, baik bus maupun kereta.
Awaluddin menargetkan, skytrain sudah bisa mengangkut penumpang pada 17 September 2017. Skytrain juga direncanakan untuk beroperasi secara penuh pada akhir tahun 2017.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/16/11275751/modernisasi-layanan-bandara-dengan-skytrain-