Salin Artikel

Kenaikan Jumlah Penerima KJP dan Tingkat Kemiskinan di Jakarta...

Total penerimanya mencapai 792.495 siswa. Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Syarif mengatakan, kenaikan jumlah penerima KJP menunjukkan bahwa angka kemiskinan di DKI juga meningkat.

Dia pun menilai kenaikan jumlah penerima KJP itu justru bertentangan dengan pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota. Sebab, angka pertumbuhan ekonomi di Jakarta saat ini cukup tinggi.

"Ada peningkatan (penerima) KJP 181.000 sekian. Berarti angka kemiskinan di DKI naik," ujar Syarif, Senin (21/8/2017).

Jawaban Djarot

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tidak mempermasalahkan adanya kenaikan jumlah penerima KJP pada 2017. KJP bertujuan untuk membantu anak-anak bersekolah.

Oleh karena itu, banyaknya penerima KJP menunjukkan bahwa Pemprov DKI Jakarta banyak membantu anak-anak tetap bersekolah. Selain itu, anak-anak penghuni rumah susun juga mendapatkan KJP.

"Bagi kami adalah semakin banyak dan itu semakin tepat sasaran, maka itu akan membantu mereka untuk tidak putus sekolah. Ini sasarannya untuk KJP," kata Djarot, Selasa (22/8/2017).

Baca: Djarot Ingin Sanksi Cabut BPJS dan KJP Diterapkan September

Menurut Djarot, tingkat kemiskinan di Jakarta di bawah 3,5 persen, paling rendah dibandingkan daerah lain.

Tingkat kemiskinan itu didasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS). Sementara indeks pembangunan manusia di Jakarta hampir 80.

Warga yang tidak mampu di Jakarta dan menerima KJP, kata Djarot, belum tentu dikategorikan sebagai warga tidak mampu di daerah lain.

Sebab, Pemprov DKI memasang standardisasi yang tinggi soal kemiskinan dengan tingkat kemiskinan di bawah 3,5 persen tersebut.

"Kalau tentang tingkat kemiskinan, Anda harus bisa bandingkan bahwa standar kami di sini cukup tinggi. Mungkin di sini mereka kami masukkan dapat KJP, tapi di daerah lain dia masuk golongan tidak miskin," ucapnya.

Salah sasaran

Meski tidak mempermasalahkan kenaikan jumlah penerima KJP, Djarot mengakui masih ada pemberian yang salah sasaran.

Dia meminta Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk menganalisis dan kembali memverifikasi penerima dana KJP tersebut.

"Kami lihat juga ada beberapa yang menyimpang. Mereka mampu, tapi dapat (KJP), makanya kami lagi sisir datanya," kata Djarot.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto menyatakan, jumlah penerima KJP di Jakarta masih relevan bila dilihat berdasarkan data World Bank.

Baca: Disdik DKI Minta Warga Laporkan Penerimaan KJP yang Salah Sasaran

Menurut Sopan, jumlah penerima KJP saat ini sesuai dengan prosedur yang diajukan ke Dinas Pendidikan melalui sekolah tempat anak didik yang bersangkutan bersekolah.

"Data penerima KJP itu masih relevan karena justru rekomendasi World Bank lebih dari itu," ujar Sopan.

Para penerima KJP itu diseleksi melalui beberapa tahapan. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menerima KJP.

Setelah sejumlah persyaratan dipenuhi, sekolah akan mendatangi rumah anak didik untuk menentukan apakah yang bersangkutan berhak menerima KJP atau tidak.

"Setelah itu, baru rekomendasikan ke PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu). PTSP nanti tinjauan lagi. Di situlah keluar surat keterangan tidak mampu," kata Sopan.

Dinas Pendidikan meyakini semua penerima KJP adalah warga yang berhak. Sopan meminta warga melapor apabila menemukan penerima KJP yang salah sasaran.

"Kalau memang yang bersangkutan itu tidak sesuai, laporkan saja, pasti kami akan copot itu, akan cabut KJP-nya," ujarnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/23/06412331/kenaikan-jumlah-penerima-kjp-dan-tingkat-kemiskinan-di-jakarta-

Terkini Lainnya

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Megapolitan
Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Megapolitan
Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Megapolitan
Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke