Salin Artikel

Puluhan Penghuni Rusunawa Muara Baru Menunggak Uang Sewa

"Di sini (Blok 5) ada 100 penghuni atau kepala keluarga dan yang saya tahu hanya enam yang sudah membayar, yang lainnya belum. Ada yang nunggak empat bulan, lima bulan, dan bahkan delapan bulan," kata Ketua RT Blok Lima Rusunawa Muara Baru Andi Baso, Selasa (22/8/2017).

Namun, Andi meyakini para penghuni tersebut akan segera membayar apabila sudah memiliki uang untuk melunasi tunggakan tersebut.

Baca: Warga Rusunawa Pesakih Keluhkan Pengurangan "Feeder"

Adapun alasan 94 penghuni Rusunawa Muara Baru menunggak pembayaran karena pendapatan mereka tidak mencukupi untuk membayar unit rusunawanya.

"Namanya di rusun ini kan enggak ada orang kaya, orang miskin semua. Mungkin mereka punya pendapatan tapi dipakai untuk keluarganya dulu, kalau ada mungkin dia pasti bayar," tambah Andi.

Andi kemudian meminta Pemprov DKI Jakarta memaklumi hal tersebut lantaran kebanyakan warga di Rusunawa Muara Baru adalah korban penggusuran.

"Kami kan di sini korban penggusuran, maklumilah. Dapat uang ganti rugi enggak sesuai, cuma Rp 2 juta, dipakai pindah ke sini habis. Sudah di sini juga hidup disusahkan lagi," pungkas dia.

Pada kesempatan lain, Kepala Unit Pengelola Rusun (KUPRS) Muara Baru Abdurrahman Anwar membantah klaim Andi Baso tersebut.

Menurut Abdurrahman, jumlah penghuni yang menunggak sewa di Rusun Muara Baru tidak sampai 94 orang.

"Yang menunggak sewa hunian dalam data pengelola itu sebanyak 66 unit dari 100 unit yang ada," ucap Abdurrahman saat dikonfirmasi, Rabu (23/8/2017).

Baca: Sudah Punya Rumah, 17 Keluarga Bukit Duri Tak Direlokasi ke Rusunawa

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/23/13205491/puluhan-penghuni-rusunawa-muara-baru-menunggak-uang-sewa

Terkini Lainnya

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke