Salin Artikel

Gaji untuk "Pak Ogah" Terbentur Mekanisme Anggaran DKI

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sudah menjelaskan bahwa setiap anggaran yang dikeluarkan Pemprov DKI harus tertuang dalam APBD DKI. Sementara, anggaran untuk gaji Pak Ogah tidak dialokasikan dalam APBD DKI.

"Anggarannya (Pak Ogah) dari mana? Di APBD enggak ada," ujar Djarot, di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3, Jakarta Barat, Selasa (30/8/2017).

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Syarifudin mengatakan pembahasan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) DKI 2017 sudah selesai.

(baca: Djarot: Anggaran "Pak Ogah" dari Mana? Di APBD Enggak Ada)

KUPA-PPAS nantinya akan menjadi APBD-Perubahan DKI 2017. Jika ingin menggaji Pak Ogah, seharusnya anggarannya dimasukkan dalam APBD-P tersebut.

"Tapi sekarang kan pembahasannya sudah selesai, sudah tidak bisa lagi," kata Syarifudin.

Syarifudin menyarankan kepolisian kembali mengajukan surat usulan gaji untuk Pak Ogah. Jika disetujui, maka gaji Pak Ogah bisa diambil dari dana hibah pada 2018.

(baca: Polisi Harap Kadin Bisa Beri Honor UMR untuk Pak Ogah)

Dana hibah pun harus tercatat dalam APBD DKI meski anggaran gaji Pak Ogah tidak masuk ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Halim Pragarra akan menemui Djarot untuk membicarakan masalah ini. Kemarin, Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mendatangi Balai Kota DKI Jakarta untuk mengatur jadwal pertemuan Dirlantas dengan Djarot.

"Saya akan jelaskan supeltas ini UU yang harus dijalankan, termasuk strategi yang kami lakukan," ujar Halim.

Namun, Halim akan menerima jika akhirnya Pemprov DKI tetap tidak bisa menggaji Pak Ogah. Harapan berharap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta memberi gaji pada Supeltas.

"Ya kan ada Kadin yang bisa. Kami cari lagi usaha-usaha bagaimana sampai bisa membantu ini Supeltas, membiayai Supeltas," ujar Halim.

Para Supeltas adalah warga yang kerap mengatur lalu lintas di jalan raya di Jakarta. Mereka diberi pelatihan oleh polisi dan diusahakan mendapat honor agar tidak meminta uang lagi pada pengendara.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/31/07114041/gaji-untuk-pak-ogah-terbentur-mekanisme-anggaran-dki

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

Megapolitan
Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke