Salin Artikel

"86 Tahun Ayah Saya Berjuang untuk SMPN 22, Tidak Pantas Kami Diusir"

"86 tahun ayah saya berjuang untuk SMPN 22, tidak pantas kami diusir. Ayah saya ditugaskan oleh asing untuk menjaga sekolah ini waktu masih bernama Kuo Min Tang," ujar seorang pria bernama Yuda Hassibuan tersebut, Rabu.

Yuda meminta bangunan yang telah ia tinggali bersama keluarganya di lingkungan sekolah itu tak dirobohkan begitu saja.

"Dikosongkan saja dulu, jangan dirobohkan, saya masih akan tempuh jalur hukum," ujarnya sambil menenteng berkas-berkas yang ia sebut sebagai dokumen bukti tugas menempati rumah tersebut.

Dalam penertipan hari ini, lima keluarga telah bersedia direlokasi ke Rusun KS Tubun, Palmerah, Jakarta Barat.

Hanya keluarga Hassibuan yang masih bertahan di lokasi meski tak melakukan perlawanan saat barang-barangnya diangkut petugas.

Menanggapi hal tersebut, Sopan Adrianto meminya Yuda untuk menyampaikan keberatannya kepada Biro Hukum DKI Jakarta.

"Kami hanya melaksanakan instruksi gubernur untuk menertibkan kawasan ini. Jika ada keberatan sampaikan saja pada Biro Hukum. Silakan ajukan gugatan jika dirasa perlu," ujar Sopan.

Yuda tak puas akan jawaban yang dilontarkan Kepala Dinas Pendidikan DKI tersebut. Menurut dia, unit rusun dan uang senilai Rp 100 juta sebagai ganti rugi bukanlah nilai yang pantas. Ia meminta disediakan rumah pengganti.

"Bayangkan saja bagaimana ayah saya berjuang. Setidaknya sediakan rumah untuk kami," ucapnya.

Meski demikian, untuk sementara Yuda dan keluarga bersedia menempati Rusun KS Tubun. "Tapi kami masih akan tetap perjuangkan ke jalur hukum," ujar dia.

Di seberang blok sekolah, terlihat ayah Yuda, Marsudi Hasibbuan, duduk terpaku dengan kemeja batik sambil mengamati pembongkaran SMPN 22, termasuk perjuangan puteranya mempertahankan hak ayahnya sebagai penjaga sekolah selama berpuluh-puluh tahun.

SMP Negeri 22 yang terletak di Jalan Jembatan Batu, Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat itu merupakan sekolah terakhir yang dirobohkan dalam proyek revitalisasi 102 unit sekolah di Jakarta.

Sopan mengatakan, saat akan ditertibkan, berulang kali 6 keluarga yang tinggal di kawasan tersebut menolak untuk direlokasi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/06/14071741/86-tahun-ayah-saya-berjuang-untuk-smpn-22-tidak-pantas-kami-diusir

Terkini Lainnya

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke