Salin Artikel

Pihak Bayi Debora: Mereka Tak Akui Bersalah, malah Memojokkan Kami

Bayi berumur empat bulan itu meninggal dunia di RS Mitra Keluarga setelah pihak RS tidak merawatnya di pediatric intensive care unit (PICU) karena keterbatasan dana dari orangtua Debora.

"Mereka tidak mengakui bersalah, malah memojokkan kami melalui press release mereka," kata kuasa hukum orangtua Debora, Birgaldo Sinaga, kepada Kompas.com, Rabu (13/9/2017).

Birgaldo mengungkapkan, ada tiga orang perwakilan RS Mitra Keluarga mengunjungi kediaman orangtua Debora, beberapa waktu lalu.

Baca: Orangtua Debora Siapkan Materi Laporan terhadap RS Mitra Keluarga

Di sana, mereka menyampaikan ucapan turut berbelasungkawa, tetapi setelahnya RS malah mengeluarkan pernyataan pers yang menyebut mereka tidak bersalah dan beberapa hal lain yang dianggap tidak sesuai dengan cerita versi orangtua Debora.

"Orang rumah sakit baru datang setelah masalahnya ramai (diberitakan), kasih ucapan belasungkawa, tapi kemudian keluarin rilis seperti itu," ucap Birgaldo.

Baca: Keluarga Bayi Debora Kecewa dengan Dinkes DKI

Menilai sikap RS yang seperti itu, pihak keluarga saat ini sedang mematangkan rencana untuk melaporkan RS Mitra Keluarga Kalideres ke kepolisian.

Kedua orangtua Debora, yakni Rudianto Simanjorang dan Henny Silalahi, juga berkomunikasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Lembaga Perlindungan Konsumen, dan instansi lain untuk membahas laporan terhadap RS.

Baca: Cegah Kasus seperti Debora, Pemerintah Dorong Program Ini untuk Semua RS

Bayi Debora meninggal dunia di RS Mitra Keluarga di Kalideres, Minggu (3/9/2017) pekan lalu. Buah hati pasangan Rudi dan Henny itu dibawa ke RS karena sudah sepekan terkena flu disertai batuk.

Setibanya di RS pada Minggu dini hari, sekitar pukul 03.40 WIB, bayi Debora langsung diberi penanganan pertama oleh petugas jaga. Namun, kondisinya belum pulih dan RS menyarankan agar Debora ditangani di intensive care unit (ICU).

Baca: Pihak RS Mitra Keluarga Sudah Datangi Rumah Orangtua Debora

Adapun keterangan yang berbeda adalah ketika Debora hendak dirawat di ICU. Menurut Rudi dan Henny, mereka ingin anaknya segera dirawat tetapi pihak RS tidak bisa menerima Debora karena uang muka perawatan sekitar belasan juta belum bisa diberikan mereka saat itu.

Sementara pihak RS mengaku justru Rudi dan Henny yang menolak anaknya dirawat di ICU dan meminta mereka mencari RS lain yang menerima pasien BPJS Kesehatan sehingga memakan waktu lama.

Pada waktu selama mencari RS yang menerima BPJS tersebut, kondisi bayi Debora semakin parah, kemudian meninggal dunia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/13/11570971/pihak-bayi-debora-mereka-tak-akui-bersalah-malah-memojokkan-kami

Terkini Lainnya

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke