Ada sejumlah hal yang harus dievaluasi terkait pelaksanaan car free day yang digelar setiap Minggu, pukul 06.00-11.00 WIB.
Kepala UPT Laboratorium Lingkungan Hidup DKI Jakarta Diah Ratna Ambarwati mengungkapkan, tingkat pencemaran udara pada hari kerja dan car free day pada waktu dan tempat yang sama memiliki perbedaan signifikan.
"Dengan adanya hari HBKB itu, penurunan pencemaran udara sangat signifikan, hampir 70 sampai 80 persen, tetapi berfluktuasi karena pencemaran udara selain kendaraan bermotor, ada hidrologi, suhu, radiasi global, arah kecepatan angin," ujar Ambar, Jumat (22/9/2017).
(baca: 15 Tahun Car Free Day di Jakarta Dinilai Belum Efektif Kurangi Polusi)
Belum efektif kurangi polusi
Tim kerja car free day, Alfred Sitorus, mengatakan bahwa car free day belum dapat menurunkan tingkat polusi udara di Jakarta.
Polusi udara di sepanjang Sudirman-Thamrin memang berkurang saat pelaksanaan car free day. Namun, polusi udara di wilayah lainnya justru meningkat pada waktu yang sama.
"Jalan-jalan di pinggirannya Sudirman-Thamrin kan tetap pencemaran udaranya tinggi," kata Alfred, Minggu (24/9/2017).
Hal yang sama juga diucapkan Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin. Saat car free day berlangsung di Sudirman-Thamrin, pengguna kendaraan bermotor beralih ke ruas jalan lain sehingga pencemaran udara tetap terjadi.
"Sudirman memang turun pencemaran udaranya, tapi di Casablanca meningkat luar biasa karena orang yang biasanya lewat Sudirman-Thamrin dia beralih ke Casablanca saat car free day," ujar Safrudin, Jumat.
Selain itu, car free day juga dinilai belum berhasil mengubah gaya hidup masyarakat Ibu Kota. Misi lain dari penyelenggaraan car free day yakni mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan kendaraan pribadi. Namun, misi itu belum terwujud.
"Harusnya dengan car free day, masyarakat perilakunya sehari-hari dengan jarak jauh bisa menggunakan angkutan umum," kata Alfred.
(baca: Sehari, Sampah di Car Free Day Sudirman-Thamrin Mencapai 2 Ton)
Gaya hidup lainnya yang harus diubah yakni soal tertib membuang sampah. Alfred menyebut area pelaksanaan car free day seperti menjadi tempat sampah karena perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
"Ada lebih dari dua ton (sampah) pada hari pelaksanaan car free day, baik itu dari PKL (pedagang kaki lima) maupun dari pengunjung. Ini juga masih ada kegagalan bahwa car free day ini masih menjadi tempat sampah," ucapnya.
Banyak PKL dan parkir liar
Alfred menyatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus menata PKL agar kawasan car free day tidak kumuh. Saat ini, PKL marak berjualan di trotoar hingga bahu jalan di sepanjang Sudirman-Thamrin.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengakui banyaknya PKL hingga parkir liar di area pelaksanaan car free day.
Pemprov DKI Jakarta akan menata PKL dan menertibkan parkir liar untuk menjaga animo masyarakat menikmati car free day.
"Nanti ke depan akan mengevaluasi khususnya masalah sosial yang timbul. Kami tidak bisa menutup mata munculnya pedagang kaki lima, munculnya penyakit-penyakit yang lain seperti adanya parkir-parkir liar," kata Sigit.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/25/08162501/15-tahun-car-free-day-ini-sejumlah-hal-yang-akan-dievaluasi