Salin Artikel

Cerita Penjual Miras di Jakarta, soal Untung Besar dan Pelanggan...

"Saya jual per botol 40.000, dari agennya saya beli Rp 33.000," kata Dirman, seorang pemilik warung kelontong di Tanjung Barat, Selasa sore.

Dirman menjelaskan, miras berbagai jenis dijual dengan sistem titip. Keuntungan tiap botol beserta botol kosongnya, diserahkan tiap pekan ke agen yang menyuplai minuman keras itu.

Sepekan, dia bisa menjual 100 botol miras berbagai merek. Dirman tidak tahu banyak asal usul minuman itu. Dia hanya tahu minuman itu menyumbang keuntungan terbesar dibanding dagangan lain di warungnya.

Sementara Partoyo, pemilik warung jamu, tertangkap dengan 108 botol anggur merah, vodka, hingga ginseng beralkohol. Partoyo menjual miras karena meyakini pekerja keras perlu mengonsumsi satu atau dua sloki miras.

"Laris sih, apalagi di Jakarta lagi banyak-banyaknya proyek," ujar Partoyo.

(baca: 8 Penjual Miras di Jaksel Didenda hingga Rp 250 Rib)

Partoyo mengatakan pelanggan minuman keras di warungnya umumnya adalah pekerja proyek. Ada proyek pembangunan apartemen, proyek infrastruktur transportasi, hingga proyek gali kabel.

Apalagi di sekitar warungnya di Jalan Gandaria II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, selalu ada pembangunan. Menurut Partoyo, rata-rata para pekerja itu membeli sebotol miras untuk diminum beramai-ramai.

Partoyo tidak pernah bertanya banyak pada pelanggannya. Ia hanya menuangkan sebotol minuman keras ke plastik untuk dibawa pulang.

"Kalau kata tukang-tukang sih buat ngelemasin, badan kuat, dan otot enggak loyo," ujar Partoyo.

Lain halnya dengan John Kennedy. Pria asal Sumatera Barat itu mengaku diwarisi kemampuan meracik jamu. Melihat banyaknya peminat minuman keras di warungnya di sekitar Petukangan Selatan, Pesanggrahan, dia pun meracik jamu mengandung minuman keras.

"Jamunya bisa Pak dicampur macam-macam, yang aman, campur anggur, ciu, itu jamu buat tukang bangunan," kata John.

Oleh hakim, John disarankan berjualan jamu saja. Sebab jika tertangkap sekali lagi, dia tidak lagi bisa membayar denda ke jaksa, melainkan harus menginap di penjara selama 14 hari.

Di antara para pria paruh baya penjual minuman, ada pula Reni, perempuan berusia 61 tahun yang nekat berjualan miras di Pasar Menteng Pulo yang dimiliki Pemprov DKI melalui PD Pasar Jaya.

Reni mengaku berjualan miras sejak berkawan dengan para penjual jamu di sekitar Menteng Atas, Tebet, hingga Mampang Prapatan.

"Banyak kenalan saya tukang jamu gendong itu mereka ngusulin saya jual juga, daripada harus beli di Pasar Mampang, mereka minta tolong sama saya," kata Reni.

Reni akhirnya menyewa satu kios lagi untuk dijadikan gudang minuman keras. Dia menjual anggur merah dan ginseng. Para pembeli biasanya membuka sendiri gudang itu dan mengambilnya lalu membayar ke Reni yang berada di warung kelontong sebelahnya.

"Saya enggak ada sembunyiin, ambil saja biasa orang-orang," kata Reni.

Reni pun enggan berjualan minuman keras lagi setelah hakim mengatakan jika ingin mendapat izin dan bebas razia, harus meminta izin ke Gubernur DKI Jakarta.

Dari penuturan para terdakwa penjual miras, minuman murah meriah jenis anggur merah, ginseng, ciu, hingga vodka dan brandy pabrikan lokal masih laris di kalangan pekerja bangunan.

Apalagi kini proyek-proyek fisik itu bertebaran di seluruh sudut kota Jakarta. Sayangnya, minuman ini biasa dijual di warung tanpa izin alias ilegal. Dengan untung yang tak seberapa besar, para pemilik warung terancam dipidana atas tindakannya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/27/09315351/cerita-penjual-miras-di-jakarta-soal-untung-besar-dan-pelanggan

Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke