Salin Artikel

Mengapa Warga Rela Antre Berjam-jam di Taman Mini demi E-KTP?

Lusia (66) yang ditemui saat mengantre pendaftaran untuk pencetakan e-KTP mengeluhkan, e-KTP miliknya masih belum diterima sejak lima tahun lalu. 

Sejak 2012 pencetakan e-KTP Lusia tidak selesai-selesai. Hal itu membuatnya kesal sampai bolak balik ke kelurahan untuk menanyakan kapan e-KTP miliknya bisa selesai. Hal itu membuat Lusia terpaksa ikut mengantre di TMII.

Lusia pun harus rela hujan-hujanan ketika mengantre. Bermodalkan payung dan jas hujan yang dibelinya seharga Rp 10.000, Lusia tak beranjak dari posisinya karena takut diisi orang lain.

"Meskipun saya lansia, saya harus bijak mengantre seperti yang lain, saya sudah tiga jam ini di sini," imbuh dia.

"Saya enggak dapat dari kelurahan yang baru. Sejak 2014. Saya sih sebenarnya udah dapat pas 2012, cuma karena pindah, saya dari Cirebon ke Bojong. Jadi sekarang penduduk Bojong nih, belum dapat juga, makanya ke sini," jelasnya.

Cicih yang mengantre selama 3,5 jam juga kemudian menyarankan agar pemerintah pusat menyalurkan e-KTP ke kelurahan dan kecamatan dengan tujuan agar tidak menyusahkan masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Sesditjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri I Gede Surata menampik kalau kelurahan tidak diberikan e-KTP tersebut.

"Dulu mungkin begitu, ada sejarah panjang yang membuat distribusinya lama. Pernah juga kami kirim ke kelurahan, tapi tak disampaikan ke masyarakat. Namun, sekarang kami berniat kuat menyelesaikan semua karena e-KTP ini dibutuhkan semuanya," pungkas dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/20/21093271/mengapa-warga-rela-antre-berjam-jam-di-taman-mini-demi-e-ktp

Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke