Ia mengungkapkan, PKL-PKL liar tersebut masih tersebar di trotoar kawasan Kota Tua.
"Sampai sekarang kan diawasi sama Satpol PP tapi kan hanya sampai jam 10 malam. Padahal pedagang kan sampai malam. Itu kan liar, enggak ditampung di lokbin," ujar Djarot, ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (24/10/2017).
Dia mengatakan, ide awal dibangunnya Lokbin Cengkeh adalah sebagai tempat menampung PKL Kota Tua dan dapat dijadikan sebagai area parkir dengan kapasitas besar sehingga tidak ada lagi parkir liar di kawasan yang diwacanakan menjadi destinasi wisata internasional tersebut.
"Di gedung-gedung Kota Tua itu masih banyak parkir liar. Selama parkir liar tidak dibekukan maka Cengkeh sepi," kata dia.
Dia melanjutkan, padahal area parkir di Lokbin Cengkeh dapat menampung hingga 1.000 kendaraan roda dua dan 200 kendaraan roda empat.
"Tarif parkir motor juga murah, hanya Rp 2.000. Kalau parkir liar bisa kena sampai Rp 3.000 sampai Rp 5.000 kan," ujarnya.
Dia berharap pengunjung Kota Tua mau memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tersebut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/24/18284311/pkl-dan-parkir-liar-di-kota-tua-jadi-penyebab-sepinya-lokbin-cengkeh