Salin Artikel

Puluhan Pengemudi Ojek "Online" Ditipu dengan Modus Dukun

"Awalnya pada 14 Juli 2017, kami menerima laporan dari (seorang) korban, Saudara Dedy Nurhadi. Yang bersangkutan telah ditipu dan digelapkan kendaraannya. Korban adalah pengemudi ojek online," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Iwan Kurniawan, Senin (30/10/2017).

Saat Dedy sedang mangkal, dia dihampiri seorang pria. Pria tersebut meminta diantarkan ke dukun dan aplikasi untuk ojek online tidak perlu digunakan. Pelaku yang berperan sebagai eksekutor itu mengaku perlu menemui dukun untuk mengobati anggota keluarganya yang sakit. Pria itu membayar ongkos Rp 50.000 kepada Dedy.

Namun Dedy lalu diminta mengantarkan pria itu ke sebuah gang yang agak sepi. Di situ mereka enemui dukun palsu dengan panggilan "Pak Haji" di pinggir jalan. Di depan korbannya, pelaku menceritakan penyakit yang diderita anggota keluarganya ke "Pak Haji".

"Pak Haji" berkata, "Wah itu bukan sakit biasa, itu sakit kiriman, ya sudah kita cari obatnya."

"Pak Haji" kemudian menumpang ojek Dedy dan diminta mengantarkan ke suatu tempat yang disebut sebagai tempat obat. Obat yang dimaksud ternyata hanya berupa daun biasa. Setelah menunjukkan tempatnya, Pak Haji dan Dedy kembali ke gang tempat mereka bertemu pertama kali.

Pak Haji kemudian menyuruh pelaku pertama untuk mengambil daun itu. "Udah, lo ambil daun itu, tukang ojeknya sudah gue tunjukin".

"Pelaku dan korban kembali berdua, kemudian daun diambil pelaku dua lembar. Sesuai petunjuk bahwa satu lembar daun harus diinjak, lalu diminta pengemudi ojek menginjaknya," ujar Iwan.

Setelah meminta Dedy menginjak daun itu, pelaku kemudian meminjam motor Dedy. Ia beralasan mau membawa daun yang satu lagi ke Pak Haji. Tanpa kecurigaan, Dedy membiarkan motornya dibawa sementara ia tetap menginjak daun itu.

Dedy akhirnya melapor ke polisi karena sepeda motornya dibawa pergi dan kedua orang itu  tak bisa ditemukan.

Laporan Dedy ditindaklanjuti polisi dan berujung pada penangkapan tujuh pelaku pada 15 Oktober 2017 di Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Dari hasil interogasi diketahui, sindikat itu telah beroperasi dari April 2016 dan menipu lebih dari 50 orang. Korban dan sasarannya selalu ojek online yang sedang mangkal di daerah antara lain Kemang, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, Lebak Bulus, Cilandak, Tebet, Setiabudi, dan wilayah lain di Jakarta Timur serta Jakarta Utara.

Pelaku yang berperan sebagai eksekutor yang minta diantarkan ke dukun adalah James Reinhard (35). James biasanya diantar oleh seorang joki untuk memilih korbannya. Dua orang yang berperan sebagai joki yakni Firmansyah alias Tambun (24) dan Irfan Ardiansyah alias Ipong (23).

Tukang dukung diperankan Aris Nasution alias Pak Haji yang hanya bermodalkan peci putih.

Setelah membawa kabur sepeda motor korban, eksekutor biasanya menyerahkan sepeda motor ke pengantar bernama Oki Guntur Aristian (25). Oki membawa sepeda motor dan menitipkannya ke tukang kopi bernama Kasinem di Terminal Pulo Gebang.

Sindikat itu bekerja sama dengan oknum sopir bus PO Nusantara bernama Kurnardi alias Kun (43) sebagai perantara. Kurniadi akan mengambil sepeda motor di tempat Kasinem untuk dibawa ke Pati, Jawa Tengah. Di Pati, Kurnardi menjual sepeda motor itu ke penadah bernama Panggih (35).

"Dari pengembangan, baru 20 motor yang kami dapat," ujar Iwan.

Berbagai jenis sepeda motor itu laku dengan kisaran harga Rp 4.000.000 hingga Rp 5.000.000. Hasil penjualan sepeda motor itu ditransfer ke "Pak Haji".

Oleh "Pak Haji", eksekutor diberi Rp 700.000 untuk setiap aksi, sementara joki dan pengantar diberi masing-masing Rp 300.000. Sisanya menjadi bagian "Pak Haji".

Ketujuh pelaku kecuali tukang kopi di Terminal Pulogebang ditangkap polisi.

"Pak Haji", eksekutor, joki, dan pengantar dikenakan pasal 378 KUHP tentang penipuan dengan ancaman hukuman hingga empat tahun penjara. Oknum sopir bus dan penadah di Pati dikenakan Pasal 480 KUHP tentang penadahan dengan ancaman hukuman serupa.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/30/16094601/puluhan-pengemudi-ojek-online-ditipu-dengan-modus-dukun

Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke