Salin Artikel

Cerita Guru soal GW, Bocah yang Dibunuh Ibunya karena Sering Ngompol

GW merupakan siswa sebuah taman kanak-kanak (TK) berinisial GM yang terletak di kawasan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Kepala sekolah TK GM, Mery mengungkapkan perubahan sikap korban selama beberapa bulan terakhir ini.

"GW bersekolah di sini sejak play group saat usianya masih 3 tahun. Jadi sudah dua tahun (GW) sekolah di sini. Awalnya GW itu periang, tapi setelah dia pulang dari Bangka beberapa bulan yang lalu dia terlihat sangat murung," ujar Mery saat ditemui di kantornya, Senin (13/11/2017).

Mery bercerita, sebelum kepulangan GW ke Bangka yang merupakan kampung halaman ibunya tersebut, GW sering diantar dan jemput oleh tantenya karena sang ibu sibuk bekerja.

Setelah pulang dari Bangka, ibunda GW diketahui sudah tidak bekerja lagi dan rutin mengantar jemput GW.

"Beberapa bulan ini, kami juga sering melihat ada luka-luka tak lazim di bagian wajah GW. Namun saat ditanya guru pembimbingnya, GW menjawab luka itu akibat jatuh saja saat bermain," kata Mery.

Menurut Mery, GW tampak lemas. GW hanya menunduk dan meletakkan kepalanya ke meja sambil menyilangkan kedua tangannya ke meja.

Mery melanjutkan, ada seorang guru yang mengelus punggungnya dan menanyakan kondisinya.

"GW kenapa kok lemas begini?" tanya seorang guru saat itu.

Namun saat disentuh bagian punggungnya, GW menjerit kesakitan. Sang guru pun terkejut dan melihat ada luka goresan di bagian badan yang tak tertutup kaos panjang.

"Guru tanya ini luka apa GW, bentuknya garis-garis begitu. Ketika diintip sampai dalam kaos ternyata luka garis yang mirip luka cakaran itu banyak sekali sampai memenuhi punggungnya," kata Mery.

Saat itu guru kelas GW langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Mery. Ia pun meminta GW melepaskan bajunya untuk diperiksa.

Namun GW menolak dan mengatakan luka tersebut hanya bekas terjatuh dari tangga kantor ibunya saja.

"Saya masih tanya, kalau cuma jatuh kok begitu bentuk lukanya begitu GW? Tapi GW tetap bilang 'kan batunya banyak, terus GW jatuh guling-guling'," kata Mery.

Tak hanya itu, luka di bagian tepi mata GW juga membuat para guru semakin curiga. Namun GW tak pernah mengeluh kepada guru mengenai kondisinya.

"Kami coba panggil orang tuanya, tapi tidak ada respon yang baik. Bahkan pernah selama dua hari GW minta makan karena lapar. Saat ditanya, GW menjawab tidak diberi makan ibunya selama dua hari," kata Mery.

GW tewas pada hari Sabtu (11/11/2017) pukul 17.30 WIB. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Asem Raya, Duri Kepa, Kebon Jeruk, polisi menemukan sejumlah barang bukti yang terkait dengan penyiksaan terhadap GW.

Adapun barang bukti tersebut adalah kantong plastik berwarna merah yang digunakan untuk menutup kepala korban, tali plastik warna hitam, pembasmi serangga semprot, dan gunting.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/13/18294991/cerita-guru-soal-gw-bocah-yang-dibunuh-ibunya-karena-sering-ngompol

Terkini Lainnya

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke