Walau sampai saat ini belum diketahui secara detail apa penyebab dari kecelakaan tersebut, menurut pakar dan pegiat safety driving dan safety riding, Jusri Pulubuhu, tabrakan terjadi dalam kecepatan rendah.
"Kalau saya lihat dari video dan gambar visual yang sudah banyak beredar, itu hanya hancur bumper depan, persis di tengah."
"Coba perhatikan, kedua lampu utama masih utuh kan? Tabrakan seperti ini biasa terjadi dalam kecepatan rendah, paling tidak di bawah 20 kpj (kilometer per jam)," kata pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) itu kepada Kompas.com, Kamis (16/11/2017).
Menurut Jusri, secara logika, kalau benturan kencang meski hanya tiang listrik, pasti bagian depan akan hancur. Mulai dari bagian kap mesin, mika lampu utama, sampai kaca bagian depan.
Meski demikian, Jusri menegaskan, segala kemungkinan bisa terjadi dalam konteks kecelakaan lalu lintas.
"Tapi kalau ditanya apakah dengan kecepatan dan tabrakan seperti itu, penumpang di dalam bisa mengalami cedera, jawaban saya pasti bisa," kata Jusri.
"Contoh, kalau si penumpang tidak pakai seat belt, duduk di depan terus terjadi tabrakan, otomatis tubuhnya akan terempas karena ada gaya gravitasi, bisa kena pilar A atau dasbor. Kalau dia duduk di belakang, bisa kena headrest dari jok depan," papar Jusri.
"Mengenai bagaimana pastinya, itu harus tunggu investigasi dari pihak berwenang," ucap Jusri.
Sementara Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, pihaknya masih menyelediki berapa kecepatan Fortuner sebelum menabrak tiang PLN.
"Kami masih mendalami investigasi tersebut, kami belum bisa memberikan dugaan. Tapi menurut saksi kuat di TKP memang dalam kecepatan tinggi, tapi kami tidak bisa berandai-andai," kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto.
Olah TKP
Dikutip dari KompasOtomotif, berdasarkan hasil olah TKP oleh kepolisian di lokasi kecelakaan pada Kamis (16/11/2017) malam, ada tujuh titik yang ditandai sebagai pusat perhatian.
Titik kedua kerusakan pada batang pohon yang sempat disenggol Fortuner. Titik ketiga adalah patahan plastik, tetapi polisi yang ada di lokasi belum bisa memastikan berasal dari bagian mobil sebelah mana.
Titik keempat menunjukkan bekas patahan pelek yang bisa menggambarkan kerasnya benturan. Titik kelima dan ketujuh adalah pecahan kaca yang dilapisi kaca film. Adapun titik keenam adalah tiang listrik yang diduga memberhentikan laju Fortuner.
Bagian menarik adalah patahan batang velg. Umumnya material ini cukup berat karena peruntukannya sebagai alas roda saat berkendara.
Meski demikian, catatannya, velg yang digunakan Fortuner itu bukan bawaan asli model TRD Sportivo. Material pembuatnya bisa menentukan seberapa gampang velg itu rusak kena benturan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/17/12084031/analisis-pegiat-safety-driving-soal-kecelakaan-fortuner-yang-membawa