Salin Artikel

Ombudsman Sebut Pemprov Tak Respons Hasil Monitoring Pungli Satpol PP

Saat itu, Ombusdman memberikan hasil monitoring terkait dugaan adanya maladministrasi yang dilakukan oleh oknum Satpol PP.

Ombusdman menemukan PKL dibekingi preman dan dijamin keberlangsungan usahanya oleh Satpol PP. Hal itu membuat sejumlah PKL masih menduduki wilayah yang tidak sesuai pertuntukan.

Tidak adanya respons tersebut, kata Adrianus, terlihat dari sejumlah pemberitaan yang menyebar serta hasil monitoring terbaru yang dilakukan oleh anggota Ombsudman.

Hasil monitoring itu memperlihatkan, masih ada praktik pungli yang dilakukan oknum Satpol PP terhadap PKL yang dibantu preman. Selain itu, hasil monitoring memperlihatkan kondisi wilayah yang rawan PKL termasuk Pasar Tanah Abang yang kian semrawut.

"Harapan kami adalah setelah kami serahkan kajian itu ada perbaikan dari pelayan publik dalam hal ini Satpol PP yang sebelumnya PKL menempati tempat terlarang dan dikembalikan sesuai dengan fungsinya. Tapi kami enggak lihat itu," ujar Adrianus saat jumpa pers terkait dugaan malaadministrasi yang dilakukan Satpol PP DKI, di Kantor Ombusdman, Jalan Rasuna Said. Jakarta Selatan, Jumat (24/11/2017).

Adrianus mengatakan, bukannya sibuk melakukan tugasnya sebagai penegak peraturan daerah (Perda), Pemprov DKI malah sibuk meributkan siapa oknum Satpol PP yang melakukan pungutan liar atau ada tidaknya preman yang terkait transaksi tersebut.

Harusnya, kata Adrianus, Pemprov DKI lebih fokus menjalankan tugasnya, salah satunya dengan melakukan pembinaan terhadap PKL.

Melihat tak ada respons sama sekali, pada pertengahan November, Ombusdman kembali melakukan monitoring. Namun, kali ini tanpa melibatkan atau memberikan hasil monitoring kepada Pemprov DKI.

Adrianus menilai penertiban terhadap PKL tidak terikat pada kebijakan tapi bagaimana ketegasan Pemprov DKI Jakarta melakukan penertiban dan pembinaan terhadap PKL.

Ombusdman mempersilakan Pemprov DKI untuk menyelidiki oknum petugasnya yang melakukan pungutan liar tersebut.

"Dalam hal ini kami enggak bisa menyebut nama dan jabatan. Silahkan Pemprov DKI dengan caranya sendiri mendeteksi. Sebenarnya mudah sekali kalau mau. Kan sudah banyak keluhan tapi toh inspektorat enggak berbuat apa-apa atau belum berbuat apa-apa," ujar Adrianus.

Wakil Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Hidayatullah saat dikonfirmasi mengatakan sudah mencari oknum Satpol PP yang menerima suap dari PKL. Namun, dia belum menemukan praktik pungutan liar seperti yang disebutkan Ombudsman.

Hidayatullah sudah menanyakan temuan itu kepada Ombudsman. Dia meminta Ombudsman menjelaskan lebih detil mengenai oknum-oknum Satpol PP yang mereka temukan. Namun, Hidayatullah tidak menerima jawaban itu.

"Jadi difitnah terus kami Satpol PP ini," ujar Hidayatullah ketika dihubungi Jumat siang.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/24/16180441/ombudsman-sebut-pemprov-tak-respons-hasil-monitoring-pungli-satpol-pp

Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke