Menurut Fahri, sebagai seorang dengan jabatan tertinggi di Kepolisian Negara Republik Indonesia, Tito tak semestinya hal tersebut.
"Kapolri enggak seharusnya bikin analisa politik. Dia penegak hukum harusnya dia (Kapolri) datang (ke reuni akbar alumni 212), hadir, bersalaman, cipika cipiki dengan orang-orang di sini," kata Fahri saat ditemui wartawan di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2017).
Fahri menantang Tito untuk berdebat terkait paham radikalisme yang selama ini dituduhkan kepada pihak-pihak yang melakukan aksi.
Selain itu, ia membantah pelaksanaan reuni akbar alumni 212 yang digelar pagi hingga siang tadi bermuatan politis di dalamnya.
"Ini enggak ada kepentingan politik kok, buktinya jalan seperti biasa," kata Fahri.
Sebelumnya Kapolri Tito menyebut reuni akbar alumni 212 berkaitan dengan momentum politik jelang Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019.
"Ini juga enggak akan jauh-jauh dari politik, tetapi politik 2018-2019," ujar Tito saat dijumpai di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2017).
Saat dimintai penjelasan lebih jauh terkait pernyataannya itu, Tito enggan berkomentar lagi.
"Sudahlah, ini pasti larinya ke arah politik 2018-2019," kata Tito mengulangi pernyataannya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/02/18543531/fahri-hamzah-seharusnya-kapolri-datang-ke-reuni-212-cipika-cipiki