Salin Artikel

"Enggak Masalah Normalisasi Ciliwung, Namanya Bukan Tanah Kami..."

Mereka menyadari bahwa tanah yang mereka gunakan untuk mendirikan rumah bukan miliknya. Oleh karena itu, mereka bersedia rumahnya ditertibkan dan direlokasi ke rumah susun.

"Ini kan tanah hak Ciliwung. Enggak masalah normalisasi, namanya bukan tanah kami," ujar warga RT 008 RW 001 Pengadegan, Tarminah (63), saat berbincang dengan Kompas.com di sekitar rumahnya, Senin (12/2/2018).

Warga lainnya, Martiana (61), mengamini ucapan Tarminah. Dia juga mengaku tidak memiliki sertifikat kepemilikan tanah dan bersedia dipindahkan ke rumah susun.

Lagipula, Martiana menyebut lokasi rusun yang jadi tempat relokasi tidak jauh dari tempat tinggalnya saat ini dan harga sewa rusun tidak mahal.

Namun, Martiana khawatir hanya satu kepala keluarga (KK) yang boleh tinggal di rusun nantinya. Selama ini, kata dia, ada lebih dari satu KK yang tinggal di satu rumah.

"Mau aja (direlokasi), daripada banjir terus kan repot. Tapi sekarang kan satu rumah ada tiga KK. Khawatirnya yang dapat nanti cuma satu KK. Kasihan kalau ngontrak kan mahal," kata Martiana.

Selain itu, dia meminta rencana normalisasi disosialisasikan jauh-jauh hari. Dengan begitu, warga bisa bersiap-siap.

Permintaan lainnya yakni pemerintah menyosialisasikan kategori warga yang bisa menghuni rusun.

"Kan harus sesuai (ganti ruginya). Kualifikasi yang nempatin rusun juga gimana, kan belum sosialisasi. Jauh-jauh hari atau bulan sosialisasinya biae warga enggak kaget. Kan biasanya program begini enggak lama sosialisasinya," ucap Rusid.

Lurah Pengadegan Muhammad Mursid menyampaikan, ada sekitar 250 KK yang tinggal di bantaran kali. Mereka menempati 78 peta bidang tanah yang harus dibebaskan untuk proyek normalisasi.

Menurut Mursid, warga yang tinggal di bantaran kali setuju dengan proyek normalisasi Ciliwung karena mereka sudah sering terdampak banjir.

"Tanggapan warga sangat positif, asal pindah ke rusun. Mereka sudah berpuluh-puluh tahun tinggal di pinggir kali. Mereka ingin sekali lepas dari banjir," kata Mursid kepada Kompas.com.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/12/16130491/enggak-masalah-normalisasi-ciliwung-namanya-bukan-tanah-kami

Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke