Namun, kondisi rumah kelahiran Benyamin rupanya tak seharum namanya.
Ketika Kompas.com berkunjung ke rumah yang terletak di Kemayoran, Jakarta Pusat pada Senin (5/3/2018), tidak seorang pun yang terlihat di rumah itu.
Tak sedikit pula warga sekitar yang tidak mengetahui lokasi tempat kelahiran Benyamin.
Wahyudi, Ketua RT setempat yang juga keponakan Benyamin mengatakan, hampir tidak ada orang yang ingin mengunjungi rumah tersebut.
"Paling keluarga atau media-media saja yang ingin meliput," kata Wahyudi.
Oleh sebab itu, ia berharap agar rumah kelahiran Benyamin ini dapat dijadikan salah satu cagar budaya atau destinasi wisata.
Wahyudi mengatakan, pihaknya sudah mendapat "lampu hijau" dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait wacana tersebut.
"Alhamdulillah kemarin sudah (bertemu) dengan Dinas Pariwisata DKI ini rencana (rumah Benyamin) akan dibuat taman budaya betawi atau taman budaya Benyamin S," katanya.
Sosok Benyamin, lanjutnya, seharusnya dihargai karena ia merupakan seniman legendaris Betawi sekaligus pahlawan bagi orang-orang Betawi. Karya-karya yang dihasilkan Benyamin juga tidak lekang waktu.
"Yang menghidupkan betawi itu, ya, Benyamin, setelah Benyamin belum ada lagi. Kami sendiri sebagai keluarga bukannya sok, tetapi kenyataannya begitu memang apa adanya," ujarnya.
Ia mencontohkan sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang dibintangi Benyamin sebagai sinetron yang mengangkat kebudayaan betawi secara jujur dan apa adanya.
Sebelumnya, nama Benyamin Sueb telah diabadikan sebagai nama jalan yang membentang sepanjang kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.
79 tahun yang lalu atau tepatnya pada 5 Maret 1979, Benyamin dilahirkan di sebuah rumah di kawasan Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sepanjang kariernya, Benyamin dikenal sebagai seniman multitalenta yang telah menelurkan berbagai karya fenomenal dalam medium film dan musik.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/06/09290901/rumah-benyamin-sueb-diharapkan-menjadi-taman-kebudayaan-betawi