Marina bercerita, keinginan mundur itu disampaikan kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pada 6 Maret 2018. Setelah berhasil menemui Sandiaga yang sulit ditemui, Marina akhirnya mengungkapkan alasan pengunduran dirinya kepada Sandiaga.
"'Pak saya mau resign', saya bilang. 'Kenapa?' Saya bilang ini, 'Bapak gimana saya mau kerja baik karena enggak dibantu, PSO belum turun.' Saya bilang gitu. Terus di dalam Badan Pengawas juga ngaco-ngaco. Saya bilang gitu."
"'Bu jangan dong, jangan dulu, kalau saya belum bisa bantu satu bulan ibu baru boleh resign.' 'Oh siap Pak, saya siap bantu Bapak siang dan malam saya siap'," kata Marina, Kamis (15/3/2018), menceritakan obrolan dengan Sandiaga saat itu.
Marina yang dulunya merupakan pengusaha daging mengaku meninggalkan usahanya untuk membantu pemerintah menyediakan pasokan daging dan ayam murah di Jakarta.
"Kerja sama dengan SKPD tuh beda, tidak seperti saat Gubernur yang lama," ujar Marina.
Marina mengaku mencintai PD Dharma Jaya. Ia senang, sejak menjabat sebagai dirut mulai ada perbaikan di Dharma Jaya seperti kesejahteraan pegawai.
Namun, pada November 2017 lalu, Dharma Jaya tidak diberikan penyertaan modal (PMD). Sandiaga saat itu berjanji akan memberikan public service obligation (PSO) sebesar Rp 41 miliar agar Dharma Jaya punya uang DP untuk membeli daging.
Namun, hingga Maret 2018 ini, dana yang dijanjikan tak juga cair. Marina kecewa karena terus-menerus ditagih supplier daging ayam.
"Ini yang lagi mengeluh adalah (supplier) benar-benar dari UKM. Ada juga trader. Kalau trader kita bisa utangin sebulan, dua bulan, tiga bulan, kemarin saya udah diteror. Kaya daging, Indoguna udah nagih," ujar Marina.
"Kita ini digaji pemerintah udah lama ya kerja harus bener dong," kata dia.
Marina saat ini masih bertahan sebagai dirut, sembari menunggu dana yang dibutuhkan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/15/16251061/awal-mula-dirut-pd-dharma-jaya-ajukan-resign-kepada-sandiaga