Mendengar rencana ini, warga Bekasi yang menggunakan kendaraan pribadi dan biasa ke Jakarta ada yang setuju, ada juga yang tidak.
Deni (44), warga Bekasi Barat yang kerap bepergian antara Bekasi, Bandung, dan Jakarta menyatakan rencana ini tidak adil.
"Peraturannya aneh juga. Jadi terasa tidak adil karena kita mau ke Jakarta juga bayar tol," ucap Deni saat ditemui di Bekasi Barat, Senin (26/3/2018).
Ketidakadilan dirasakan dari makin bertambahnya beban biaya yang harus dikeluarkan jika akan ke Jakarta namun pendapatan tetap. Di sisi lain, keinginan untuk membuat pengguna kendaraan pribadi ke kendaraan umum dinilai terlalu memaksakan.
Joy, salah seorang warga yang ditemui di simpang Bekasi Barat dan pengguna mobil pribadi ke Jakarta mengatakan, dirinya setuju dengan rencana pembayaran tersebut. Menurut dia, memang harus dilakukan untuk mengurai kemacetan.
"Setuju saja, asalkan untuk mengurai kemacetan. Karena ujungnya untuk mengatur kepadatan, kalau tidak kita juga yang susah," ucap Joy.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono berencana untuk menerapkan tarif bagi semua mobil pribadi yang akan masuk wilayah Jakarta.
Bambang menjelaskan, penerapan mobil harus bayar tarif ketika masuk Jakarta merupakan program electronic road pricing (ERP) atau jalan berbayar. Program itu diharapkan bisa meredam penggunaan mobil pribadi di Jakarta.
"Kalau tidak demikian (tidak berbayar), maka transportasi umum yang sudah disiapkan pemerintah akan sulit bersaing dengan mobil pribadi. Karena itu kami atur solusinya dengan rencana jangka panjang melalui ERP," kata Bambang, Minggu (23/3/2018).
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/26/16294351/rencana-kendaraan-pribadi-masuk-jakarta-harus-bayar-ini-kata-warga-bekasi