"Sampai sekarang konstruksinya sudah 90 persen. Sisanya 10 persen tinggal finalisasi saja seperti pasang instalasi dan arsitekturnya," jelas Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Sylvia Halim di lokasi proyek Stasiun Dukuh Atas, Rabu (28/3/2018).
Stasiun Dukuh Atas yang telah dibangun sejak 2013 ini diprediksi Sylvia akan selesai pada Juli 2018 nanti.
Secara keseluruhan, stasiun-stasiun bawah tanah MRT Jakarta memang bakal rampung lebih cepat. Hingga 25 Maret 2018, progres konstruksi stasiun bawah tanah dari Bundaran Senayan hingga Bundaran HI menyentuh angka 95,83 persen.
Menurut Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar, progres cepat pembangunan stasiun bawah tanah terjadi karena pihaknya tak perlu melakukan pembebasan lahan seperti pada stasiun layang.
Adapun progres pembangunan stasiun layang MRT Jakarta dari Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja baru 89,19 persen.
"Konstruksi overall MRT Jakarta fase satu dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI per 25 Maret ini 92,5 persen," tutur William.
Stasiun Dukuh Atas diklaim menjadi stasiun MRT bawah tanah paling dalam dibandingkan stasiun bawah tanah MRT lainnya.
"Stasiun underground Dukuh Atas ini paling dalam karena dibangun 24 meter ke bawah," ucap Sylvia.
Adapun rata-rata stasiun bawah tanah MRT Jakarta seperti Stasiun Bundaran Senayan, Stasiun Setiabudi, dan Stasiun Benhil dibangun sedalam 16 hingga 18 meter dan terdiri dua level saja. Sedangkan Stasiun Dukuh Atas memiliki tiga level.
Kedalaman tersebut terjadi lantaran lokasi pembangunan Stasiun Dukuh Atas bersinggunagan dengan Kanal Banjir Barat.
Oleh sebab itu, pihak kontraktor harus membangun terowongan di bawah kanal tersebut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/28/19511221/stasiun-mrt-bawah-tanah-paling-dalam-di-jakarta-rampung-juli-2018