"Tidak direncanakan untuk membunuh. Jadi, niatnya dia (Petrus) bertemu (Ali) hanya mau memberi 'pelajaran' kepada korban," ujar Sapta kepada wartawan di Polres Jakarta Timur, Rabu (18/4/2018).
Pelaku merasa kesal dan sakit hati terhadap korban karena dikejar-kejar melakukan hubungan intim sesama jenis. Korban mengenal pelaku dari grup WhatsApp LGBT.
"Pelaku ini dimasukkan ke grup WA sesama jenis atau LGBT. Padahal, pelaku ini tidak suka hal itu," ucapnya.
Setelah mengenal pelaku, korban kemudian mencoba mengontak pelaku. Bahkan, korban meminta pelaku mengirimkan foto telanjang, tetapi pelaku menolak.
"Pelaku di-chat oleh korban hari Jumat (13/4/2018), lalu Sabtu (14/4/2018) minta bertemu (pelaku), tetapi tidak jadi. Senin (16/4/2018) bertemu, karena kesal, pelaku meminjam sangkur dari temannya," kata Sapta.
Setelah bertemu, pelaku membawa korban ke belakang Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan langsung menusuk korban di dada sebelah kiri, dilanjutkan dengan tusukan lainnya.
"Total enam tusukan dilayangkan pelaku kepada korban menggunakan sangkur pinjaman tersebut,” katanya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/18/15175331/pembunuh-di-cawang-awalnya-berencana-memberi-pelajaran-kepada-korban