Salin Artikel

5 Fakta Menarik tentang Penutupan Sense Karaoke dan Diskotek Exotic

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan kejadian ini merupakan pesan bagi semua pengusaha hiburan malam. Tempat hiburan yang mereka miliki, harus dijaga agar benar-benar bersih dari narkoba.

"Saya ingin sampaikan kepada pemilik hiburan yang akan membuka lapangan kerja, untuk memastikan tempatnya tidak dijadikan tempat konsumsi dan peredaran narkoba," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (19/4/2018).

Sandiaga tidak ingin berkompromi dengan masalah narkoba. Tidak ada toleransi untuk tempat hiburan yang mengedarkannya. Berikut ini adalah lima fakta yang terjadi dalam penutupan Exotic dan Sense pada Kamis pagi.

1. Ditutup Satpol PP perempuan

Tidak perlu pasukan dengan banyak perlengkapan untuk menutup tempat hiburan. Cukup anggota Satpol PP perempuan yang pemberani yang menyambangi Sense dan Exotic yang melanggar.

Mereka juga tidak membawa alat apa pun, hanya selembar kertas dan spanduk untuk ditempel di lokasi pelanggaran. Ada alasan di balik dipilihnya Satpol PP perempuan itu.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan mereka sebelumnya sukses menutup Alexis. Tim yang sama pun akhirnya dikerahkan di Sense dan Exotic untuk melanjutkan kesuksesan itu.

"Kemarin sudah sukses, don't change the winning team," ujar Sandiaga.

Sementara itu, Kepala Satpol PP DKI Jakarta Yani Wahyu mengatakan perempuan dipilih agar penutupan berjalan tanpa kekerasan.

"Wanita kan penuh dengan keramahan, penuh dengan senyum, diharapkan semua bisa berjalan dengan baik tanpa ada kekerasan," ujar Yani.

2. Tanpa perlawanan

Berbeda dengan pengalaman sebelumnya di Alexis, penutupan Sense dan Exotic berlangsung tanpa perlawanan. Di Sense, anggota Satpol PP menyisir sudut-sudut ruangan karaoke yang berada di lantai 7.

Setelah itu, Satpol PP juga memasang garis Satpol PP berwarna kuning di sejumlah ruangan.

Spanduk dan stiker berisi informasi penyegelan juga dipasang di beberapa pintu masuk.

Hal yang tak jauh berbeda juga terjadi di Exotic. Mereka berusaha membuka pintu diskotek dengan menggedor rolling door, tetapi tak ada jawaban dari dalam.

Akhirnya, mereka menyiapkan stiker dan spanduk tanda penyegelan untuk dipasang. Dua stiker penyegelan ditempel di pintu kaca dan di rolling door hitam.

Sementara itu, sebuah spanduk juga dipasang di atap pintu utama. Spanduk tersebut berisi tulisan, "Dengan ini menutup dan melarang kegiatan usaha Nama Usaha Exotic, Jenis Kegiatan Diskotek, Musik Hidup, Griya Pijat, dan Bar".

3. Proses tercepat

Bisa dibilang, proses penutupan Sense dan Exotic adalah yang tercepat. Ini semua berkat adalah Peraturan Gubernur Nomor 18 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Pariwisata.

Narkoba masuk dalam pelanggaran berat dalam pergub itu. Tempat hiburan yang melakukan pelanggaran berat akan langsung dicabut seluruh izin usahanya tanpa surat peringatan.

Pada Rabu (11/4/2018) hingga Kamis (12/4/2018) dini hari, Badan Narkotika Nasional menggerebek Sense Karaoke. Di sana, diamankan barang bukti narkoba dan juga pegawai yang diduga ada yang terlibat sebagai pengedar.

Hari itu juga, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Tinia Budiati langsung mengeluarkan surat rekomendasi pencabutan izin usaha kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM PTSP).

Pada hari yang sama juga, Dinas PM PTSP mengeluarkan surat pencabutan izin usaha Sense. Lima hari kemudian, Sense Karaoke pun ditutup. Proses penutupan Sense Karaoke nyaris hanya satu pekan saja.

Sementara itu, penutupan Diskotek Exotic justru lebih lama. Mulanya adalah ditemukannya jenazah yang diduga meninggal karena overdosis pada 2 April.

Pemprov DKI lantas membuat penyelidikan untuk mencari tahu dugaan peredaran narkoba di tempat itu. Butuh waktu hampir 10 hari untuk mencari buktinya. Sampai akhirnya Dinas Pariwisata juga mengirim surat rekomendasi pencabutan izin usaha.

Meski demikian, proses penutupan dua tempat hiburan itu adalah yang tercepat di zaman Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Tempat hiburan sebelumnya, yaitu Alexis, membutuhkan waktu lebih dari sebulan.

Laporan tentang adanya prostitusi di sana kembali mencuat pada Januari 2018. Namun, penutupan baru dilakukan pada Maret setelah pergub baru terbit.

4. Dua tempat dalam sehari

Hal menarik lain, Sense dan Exotic merupakan tempat hiburan yang ditutup secara bersamaan. Dua tempat hiburan ditutup dalam waktu satu hari.

Sandi mengatakan tugas ini lebih berat bagi Satpol PP perempuan.

"Kali ini mereka mendapat tugas lebih besar lagi yaitu dua tempat sekaligus," ujar Sandiaga.

Sandi mengingatkan mereka harus menunjukan cara penutupan yang terhormat dan bermartabat. Nama baik Pemprov DKI harus dijaga dalam kegiatan ini.

"Jaga nama baik Pemprov, jaga nama baik DKI Jakarta, jaga nama baik kita semua di sini. Saya berseragam hari ini untuk menghormati kalian semua," kata Sandiaga.

5. Diberi peluang OK OCE

Sama seperti Alexis, Sandiaga juga membuka peluang bagi mantan pekerja Sense dan Exotic untuk bergabung dengan OK OCE. Mereka bisa dilatih untuk menjadi wirausaha baru.

"Kami sudah buka untuk OK OCE, silakan mendaftar," ujar Sandiaga.

Sandiaga mengatakan saat ini banyak peluang usaha di sektor pariwisata. Tentunya, kata dia, pariwisata yang halal. Mereka bisa disalurkan untuk bekerja di sektor itu atau menjadi wirausaha.

"Kami buka teman-teman yang dirumahkan untuk bergabung dengan OK OCE atau disalurkan ke usaha lain atau dididik untuk jadi wirausaha," ujar Sandiaga.

Meski demikian, belum tahu apakah pekerja Sense dan Exotic mau bergabung OK OCE. Sebab, pekerja Alexis yang lebih dulu diberi tawaran pun belum ada yang bergabung hingga saat ini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/20/06553461/5-fakta-menarik-tentang-penutupan-sense-karaoke-dan-diskotek-exotic

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke