Mebel sekolah yang sedang direvitalisasi, dipindahkan ke sekolah lain yang sudah selesai dibangun.
"Misalnya rehab total berarti, kan, selama setahun dirobohkan. Nah itu dipinjamkan, didistribusikan (ke sekolah)," ujar Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (25/4/2018).
Dengan demikian, sebenarnya gagal lelang yang terjadi tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar.
Namun, Sopan mengatakan, idealnya sekolah yang selesai direhabilitasi menggunakan bangku yang baru.
"Memang kalau idealnya bangku-bangku yang baik, tetapi selama itu belum ada kami gunakan bangku yang masih ada," katanya.
Adapun, pengadaan mebel sekolah terakhir dilakukan pada tahun 2014.
Sopan mengatakan, pengadaan mebel tidak bisa menggunakan Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah (LKPP).
Sebab, mebel yang digunakan Dinas Pendidikan belum tersedia dalam e-katalog.
Padahal Dinas Pendidikan sudah mengajukan produk tersebut untuk masuk ke dalam e-katalog sejak tahun lalu.
Oleh sebab itu, pengadaannya dilakukan melalui lelang.
Sopan mengatakan, pihaknya ingin mebel yang digunakan adalah yang terbaik.
"Misalnya begini, di e-katalog (bisa) untuk duduk 3 bulan sudah hancur. Saya enggak mau dong. Barang itu kami pilih yang terbaik, yang terbaik sudah kami usulkan di e-katalog, tetapi belum terbit," ujar Sopan.
Pengadaan mebel ini untuk memenuhi kebutuhan 183 sekolah yang selesai direhabilitasi pada tahun 2016 dan 2017.
Nilai yang dianggarkan mencapai Rp 87 miliar. Sopan ingin mebel baru sudah bisa dipakai pada tahun ajaran baru.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/25/21204981/gagal-lelang-disdik-dki-tambal-sulam-penuhi-kebutuhan-mebel-sekolah