Berdasarkan pantauan Kompas.com, asap flare datang dari kerumunan peserta aksi Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di pintu Monas, Jalan Medan Merdeka Barat, hingga gedung Radio Republik Indonesia di Jalan Merdeka Utara.
Mereka menyalakan flare tepat di depan mobil komando yang dikerumuni massa KSPSI yang memakai atribut serbabiru menghadap Istana Negara. Tiga warna flare dinyalakan, yaitu jingga, biru, dan ungu.
Setelah asap menyebar, Ida langsung masuk ke kerumunan demonstran dan memerintahkan mereka untuk mematikan flare dengan cara disiram air. Suara musik dari mobil komando pun ikut berhenti.
"Janganlah kayak gitu (bakar flare). Di stadion sepak bola saja enggak boleh. Ini Ring Satu, lho, Istana Negara," kata Ida.
Presiden KSPSI Andi Dani mengatakan, penyalaan flare adalah bentuk kebahagiaan para anggotanya di Hari Buruh kali ini.
"Itu hanya semangat anak-anak. Ungkapan kebahagiaan di May Day. Kecuali kita bakar ban. Itu kebahagiaan saja," kata Andi.
Ia mengatakan, anggotanya menyiapkan 10 buah flare untuk aksi buruh hari ini. Dia tidak merasa tersinggung saat polisi menegur soal flare.
"Saya yang nyuruh (matikan), asapnya mengganggu. Saya lagi ada wawancara, enggak enak," katanya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/05/01/15404991/polisi-hentikan-penggunaan-api-suar-saat-demo-buruh-di-ring-satu