Pagi itu, petugas Satpol PP hendak memberikan kaus putih polos untuk pria tersebut ketika akan memasuki kawasan CFD. Pria tersebut menolak dianggap sedang berpolitik.
Tak hanya itu, Alfred juga mengingat kegiatan bernuansa politis yang terjadi pada CFD sebelumnya. Tepatnya pada tanggal 29 April 2018.
Saat itu, sekelompok orang berkaus #2019GantiPresiden dan kelompok lain berkaus #DiaSibukKerja sama-sama menggelar kegiatan untuk "memeriahkan" CFD yang berujung keributan.
Alfred mengaku kecewa melihat pergeseran tujuan CFD yang terjadi akhir-akhir ini.
"Kami selaku inisiator ada kekecewaan, tapi kami sepakat untuk mengembalikan roh CFD semula," ujarnya, Minggu.
Ia bahkan mengaku khawatir acara mingguan yang diinisiasi bersama sejumlah rekannya tersebut justru mengarah pada gerakan civil war (perang antar kelompok).
"Paling utama kita konsisten duduk bareng bersama-sama melihat car free day sebenarnya rohnya apa waktu dibangun. Jangan dicuekin, akhirnya CFD jadi civil war. Kami enggak mau car free day jadi civil war. Itu sangat kami sayangkan," ujarnya.
Olahraga, seni, dan budaya
Ia berharap warga semakin mengerti bahwa acara CFD bertujuan untuk mengajak warga Jakarta dan di berbagai wilayah lain di Indonesia memiliki pola hidup sehat, mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya, serta memperbaiki lingkungan udara di perkotaan.
Hal ini telah terangkum dalam Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB).
Ia juga meminta polisi dan pihak-pihak terkait untuk mengawasi pelaksanaan CFD agar tak bergeser dari ide semula.
"CFD di Jakarta ini menjadi contoh untuk daerah lainnya. Kalau di Jakarta saja sudah seperti ini (melenceng dari ide awal), bagaimana di daerah lain?" tuturnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/05/07/09365431/kekecewaan-inisiator-saksikan-cfd-melenceng-dari-ide-awal