Pada Jumat (18/5/2018), Kompas.com mendatangi salah satu lokasi yang dipilih menjadi RPTRA yaitu kolong pelintasan kereta api di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Ruang publik yang diberi nama RPTRA Pintu Air ini luasnya lebih kurang 758 meter persegi.
Sejumlah fasilitas permainan anak-anak, seperti ayunan dan prosotan tersedia di RPTRA ini. Ada juga lapangan futsal dengan lantai semen yang dilengkapi dua gawang.
Fasilitas lain juga tersedia di RPTRA tersebut, seperti toilet umum dan toilet ramah penyandang disabilitas.
Seluruh fasilitas tersebut dalam kondisi baik. Pengelola juga menyediakan fasilitas jaringan WiFi gratis bagi para pengunjung.
Salah seorang pengelola RPTRA Pintu Air, Odiet, mengatakan bahwa RPTRA tersebut dibangun pada 24 Mei 2016.
Adapun pembangunan RPTRA tersebut berawal dari tujuan Pemrov DKI Jakarta yang saat itu dipimpin Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk menyediakan tempat yang laik dan aman untuk bermain bagi anak-anak dan warga Jakarta.
RPTRA Pintu Air dibuka pukul 06.00 dan tutup pukul 22.00.
Tempat tinggal pemulung
Sebelum menjadi RPTRA, lokasi tersebut digunakan sebagai tempat tinggal bagi pemulung yang dipandang tidak baik bagi tumbuh kembang anak-anak.
"Kebanyakan kan sebelum ada RPTRA ini mereka main di jalan. Ini kan dulu tempat pemulung juga campur semua. Akhirnya Pemprov pilih lokasi ini daripada dipakai pemulung," ujar Odiet saat berbincang dengan Kompas.com di RPTRA Pintu Air, Jumat siang.
Odiet mengatakan, meski tidak terlalu luas, RPTRA ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap, khususnya bagi anak-anak.
Biasanya, anak-anak datang dan bermain sejak pagi hingga siang. Bahkan, setelah ada RPTRA tersebut, hingga sore anak-anak menghabiskan waktu di RPTRA.
Odiet mengatakan, banyak orangtua yang merasa bersyukur dengan dibangunnya RPTRA di lokasi tersebut karena anak-anak bisa lebih terawasi.
"Kalau dulu kan ibu mereka nyari-nyari anaknya ke mana-mana, sekarang kalau sore si ibu datang ke mari terus nanyain anaknya. Jadi anak-anak sampai sore memang main di sini terus enggak keluyuran ke mana-mana," ujar Odiet.
"Memang difasilitasi WiFi karena dulu Pak Ahok kan mau semua taman pakai WiFi, mungkin menarik masyarakat untuk datang ya. Makanya dibangun RPTRA ini untuk sharing, berkumpul," ujar dia.
Pemprov DKI Jakarta awalnya menargetkan RPTRA ada di 267 kelurahan. Saat ini, ada 290 RPTRA di Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta di bawah Anies-Sandi rencananya membangun Taman Maju Bersama di 12 lokasi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/05/19/08011391/menyulap-kolong-pelintasan-kereta-api-jadi-rptra