Salin Artikel

Cerita Jusuf Hamka, Pendiri Warung Nasi Kuning Rp 3.000 Makan Sepuasnya

Sejak 2011, laki-laki yang kini menjabat sebagai penasihat dan komisaris berbagai perusahaan ternama selalu menggelar acara buka puasa gratis setiap bulan Ramadhan.

Tidak tanggung-tanggung, ada 1.000 porsi makanan lengkap yang ia sajikan selama tujuh tahun tersebut. Sebelumnya, Jusuf juga biasa menyediakan buka puasa gratis di kampungnya.

Namun, ulang tahunnya yang ke-60 Desember 2017 lalu menyadarkannya. Ia menilai, tidak seharusnya kegiatan beramal hanya dilakukan di bulan Ramadhan.

"Kenapa ya, Tuhan kasih nikmat sama saya tiap hari. Terus, kenapa saya mau beramal, mau membayar rasa terima kasih saya, harus menunggu bulan Ramadhan? Sedangkan, rezeki yang saya dapatkan itu setiap hari," kata Jusuf saat ditemui, Rabu (23/5/2018).

Berbekal pemikiran itu, Jusuf berencana membagikan makanan gratis tak hanya di Bulan Ramadhan, melainkan setiap hari. Nasi kuning menjadi menu yang ia pilih.

"Saya ingat dulu menemani ibu saya dagang nasi kuning Rp 3.000 di Samarinda. Untuk menghargai almarhum dan bernostalgia, saya bikin nasi kuning," katanya.

Harga yang dipatok pun sama, yaitu Rp 3.000. Februari 2018 lalu, Jusuf membuka gerai pertamanya di halaman Kantor PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara.

Di sana, Jusuf menjual paket nasi kuning beserta lauk pauk disertai buah dan air minum. Warung itu buka setiap hari kerja di waktu jam makan siang. Penjung pun boleh makan sepuasnya sampai kenyang.

Namun, selama bulan Ramadhan ini warung nasi kuning Rp 3.000 tutup. Gantinya, ada buka puasa gratis di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara setiap hari kerja sampai tanggal 8 Juni 2018.

Bekerjasama dengan warung sekitar

Untuk memasok kebutuhan nasi kuning di kedai tersebut, Jusuf memilih bekerja sama dengan sejumlah warung makan di sekitar kantor CMNP.

Alasannya, Jusuf tak mau warung-warung itu bangkrut dengan kehadiran warung nasi kuningnya.

Akhirnya, nasi kuning dan lauk-pauk di warung itu dipasok secara bergantian dari sejumlah warung yang ada di sekitarnya. Jusuf hanya berpesan satu hal kepada warung-warung tersebut.

"SOP-nya jelas, nasinya kuning enggak pakai santan. Karena kalau enggak abis enggak akan cepat basi dan bisa dibagikan ke saudara-saudara kita di lampu merah dan kolong-kolong jembatan," kata Jusuf.

Meskipun begitu, kata Jusuf, stok nasi kuning di warung tersebut biasanya ludes terjual. Jusuf mengatakan, ia pun tidak membatasi pengunjung warungnya berdasarkan agama tertentu.

"Bebas, semua boleh. Muslim boleh, Nasrani boleh, enggak punya agama juga boleh. Bahkan kemarin ada Nasrani yang menyumbang banyak buat kita," kata Jusuf.

Walau berjudul Warung Nasi Kuning untuk Kaum Dhuafa dan Fakir Miskin, Jusuf juga tidak membatasi pengunjungnya dari status sosial tertentu.

Tak jarang, Jusuf menemukan orang-orang berpenampilan necis yang makan di warungnya hanya untuk mencari murah.

"Orang kaya juga boleh. Tetapi, kalau orang kaya bayarnya Rp 3.000 enggak apa-apa, pahalanya buat saya," katanya.

Namun, Jusuf mengatakan orang-orang seperti itu tidak banyak, hanya sekitar 10 persen. Selebihnya, orang-orang yang lebih mampu itu justru menyumbangkan rezekinya untuk disalurkan lewat warung milik Jusuf.

Jusuf menuturkan, dirinya menyiapkan Rp 2 miliar untuk menjalankan warung tersebut selama satu tahun. Namun, empat bulan berjalan Jusuf rupanya baru mengeluarkan uang sebesar Rp 10 juta.

Sedangkan, operasional warung tersebut lebih banyak ditopang oleh uang sumbangan dari berbagai pihak. Sambil berseloroh, Jusuf pun menyebut dirinya belum sempat beramal.

"Saya baru keluar Rp 10 juta padahal anggarannya Rp 2 miliar. Orang-orang pada suka sedekah. Sayanya kapan sedekahnya kalau begini," katanya sambil tertawa.

Jusuf mengatakan, bantuan itu tak terbatas dalam bentuk materi. Ada juga bantuan nonmateri yang diberikan oleh para pegawai CMNP.

"Karyawan di sini ganti-gantian melayani para pengunjung, ya itu keinginan mereka saja. Saya pun selalu menyempatkan untuk melayani," kata Jusuf.

Selain di Yos Sudarso, warung nasi kuning tersebut juga berdiri di Kantor PMI, Jakarta Pusat dan Kantor KPK, Jakarta Selatan. Ke depannya, Jusuf berencana membuka warung tersebut di kota-kota besar se-Indonesia. 

"Ini kan virus kebaikan, kami akan tularkan. Saya tak henti-hentinya berpesan ke teman-teman pengusaha, ayo kita bantu yang konkret. Rakyat sedang susah, yuk kita bantu meringankan beban saudara-saudara kita," tutup Jusuf.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/05/23/17431061/cerita-jusuf-hamka-pendiri-warung-nasi-kuning-rp-3000-makan-sepuasnya

Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke