Velodrome sepanjang 250 meter ini terbuat dari kayu Siberia yang didatangkan langsung dari Jerman.
"Kami impor langsung dari Jerman, termasuk tenaga ahli yang memasangnya," ucap Edry Pohan, staf engineering PT Virama Karya (Persero) kepada Kompas.com di Jakarta International Velodrome, Kamis (21/6/2018).
Edry menjelaskan, kayu Siberia memiliki kelebihan untuk digunakan sebagai lintasan balap sepeda dibandingkan jenis kayu lainnya.
"Memang spesifikasi kayu ini cukup baik. Tingkat elastisitas saat dipasang pada lintasan miring juga sangat dapet dan sangat ringan," ucapnya.
Sementara untuk perawatannya sendiri, Edry menjelaskan, memang dibutuhkan penanganan spesial. Salah satunya adalah dengan memperhatikan aspek kelembapan udara. Oleh karena itu, ada mesin khusus yang dipasang di bawahnya.
Mesin ini memiliki fungsi menjaga kelembapan udara agar kayu-kayu tersebut tidak mudah getas atau rusak.
"Jadi kita tidak bicara suhu, tapi kelembapan yang artinya kadar air pada udara. Memang perawatanya ekstra, tapi kayu ini cukup awet," ujarnya.
Saat disinggung masalah harga, ia menggaku tidak mengetahui secara pasti. Namun nominal angka yang tertulis dalam nota dalam bentuk dolar.
"Kita kirimnya per kubikasi, untuk harga saya enggak tahu pasti. Yang jelas kertasnya dollar sih," ucapnya.
Sementara itu, bagian atap arena Velodrome ini dibuat khusus hemat energi. Jadi, pada siang hari tidak memerlukan banyak cahaya lampu karena sudah mendapat cahaya alami dari sinar matahari.
Adapun, kapasitas penontonnya mencapai 3.000 orang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/06/22/09205171/lintasan-sepeda-velodrome-di-rawamangun-pakai-kayu-siberia-sepanjang-250