Salin Artikel

Persiapan SDM Litbang Kompas demi Lahirkan Data "Quick Count" Akurat

Di awali ketika Pilkada DKI pada 8 Agustus 2007 hingga terakhir Pilkada DKI putaran kedua pada 19 April 2017.

Hasil quick count Litbang Kompas tergolong akurat dengan margin of error tak mencapai 1 persen.

Rabu (27/6/2018) ini Litbang Kompas kembali akan melakukan hitung cepat dalam tiga pemilihan gubernur dan wakil gubernur 2018, yakni Pilkada Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Untuk mencapai akurasi data, Litbang Kompas telah melakukan persiapan sejak Desember 2017. Koordinator Pusat Kendali Litbang Kompas atau kerap disebut sebagai war room (ruang perang) Andreas Yoga mengatakan, proses persiapan itu dimulai dengan kegiatan survei pra-pilkada.

Ia mengatakan, tahapan pra-pilkada dilakukan oleh koordinator wilayah (Korwil) masing-masing provinsi. Korwil itu merupakan peneliti tetap dari Litbang Kompas.

"Survei ini kami bagi dalam tiga tahap. Tahapan pertama kami melakukan mapping koordinator daerah (Korda) kota atau kabupaten. Lalu tahap kedua kami melakukan mapping untuk koordinator lapangan (Korlap)," kata Yoga di Pusat Kendali Litbang Kompas, Palmerah Selatan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu.

Ia mengatakan, Korda dan Korlap merupakan mahasiswa yang telah memiliki pengalaman bekerja sama dengan Kompas untuk melakukan survei.

Yoga melanjutkan, nantinya para Korlap akan merekrut mahasiswa-mahasiswa lainnya untuk menjadi interviewer atau pewawancara di lapangan.

Mahasiswa yang direkrut menjadi pewawancara merupakan mahasiswa berbagai jurusan yang telah melalui proses seleksi oleh tim Litbang Kompas. Biasanya mahasiswa yang dipilih adalah mereka yang telah berpengalaman dalam proses penenelitian dan survei.

"Nantinya satu Korlap membawahi 6 interviewer. Jadi nanti pada saat pemilihan satu interviewer tidak dapat dihubungi maka Korlap harus mem-back up. Kalau Korlap kewalahan maka Korda yang harus mengatasi. Jadi permasalahan di lapangan bisa diatasi dengan baik," ujar dia.

Manager Litbang Kompas Toto Suryaningtyas memaparkan, dalam proyek kali ini, pihaknya mengambil sampel sebanyak 400 tempat pemungutan suara (TPS) tiap provinsi.

Sampel dipilih dengan metode stratified systematic sampling yang tersebar di seluruh daerah.

Quick count kali ini melibatkan banyak tenaga lapangan. Tiap provinsi, akan ada 400 pewawancara, 97 orang koordinator lapangan, dan sembilan orang koordinator wilayah. Jadi, total ada 497 orang yang bekerja di lapangan di tiap provinsi.

Yoga melanjutkan, sebelum hari-H pemilihan, yaitu pada Senin (25/6/2018) lalu tim di lapangan melakukan tes lokasi.

"Saat cek lokasi mereka harus kirim data TPS kemudian contact person TPS. Lalu yang terpenting adalah jumlah DPT (daftar pemilih tetap) untuk kami prediksi. Kami nanti bisa tahu TPS mana yang akan 'pecah telur' duluan, yang DPT sedikit sehingga hasil lebih cepat diketahui," kata dia.

Ia berharap dengan berbagai persiapan ini hasil quick count yang diperoleh hari ini akurat.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/06/27/10392981/persiapan-sdm-litbang-kompas-demi-lahirkan-data-quick-count-akurat

Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke