Salin Artikel

Tenda Oranye, Burung Hantu, Sapu Bersih, hingga Bad Boys, Geng Penjahat Jalanan yang Meresahkan

Dari serangkaian penyelidikan, polisi mengungkap sejumlah kelompok penjahat jalanan yang terkait dengan aksi tersebut, mulai dari geng "tenda oranye", geng "burung hantu", geng "sapu bersih", hingga yang terbaru, kelompok jambret yang menamakan diri mereka geng "bad boys". 

1. Tenda oranye

Sindikat jambret berjuluk tenda oranye terungkap dari penangkapan pelaku penjambretan Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Syarief Burhanudin yang terjadi di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, pada Minggu (24/6/2018) lalu.

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi mengatakan, ada dua pelaku dalam kasus tersebut, yakni A dan F.

Adapun A ditangkap di rumahnya di kawasan Teluk Gong pada Jumat (29/6/2018), sedangkan F tewas ditembak polisi karena melawan saat hendak ditangkap.

Hengki menyampaikan, penangkapan terhadap A membuka tabir mengenai adanya sindikat penjambret yang disebut bernama tenda oranye. 

A dan F disebut tercatat sebagai anggota dari sindikat yang disebut bermarkas di kawasan Teluk Gong itu.

Seperti F, anggota yang tergabung dalam sindikat tenda oranye umumnya berstatus sebagai residivis.

Hengki mengatakan, setiap kelompok penjambret yang tergabung dalam sindikat tenda oranye dapat melakukan aksi penjambretan hingga lima kali sehari.

Setelah melakukan aksinya di berbagai wilayah di sekitar Jakarta, mereka biasanya akan berkumpul di markasnya guna menyerahkan hasil jambretannya.

Dihubungi terpisah, Kanit Krimum Polres Jakarta Barat AKP Rulian Syauri mengatakan, melalui serangkaian pengembangan hingga Kamis (12/7/2018), polisi telah mengamankan 7 anggota geng tenda oranye.

"Jadi total ada 7 yang kami amankan dan tiga di antaranya MD (tewas)," ujar Rulian, Kamis.

Ia mengatakan, saat ini jajaran Polres Jakarta Barat tengah mengejar pimpinan sindikat yang telah diketahui identitasnya.

2. Geng burung hantu

Di Jakarta Selatan, polisi mengungkap keberadaan komplotan pelaku begal di Bundaran Pondok Indah yang menamakan dirinya sebagai "geng burung hantu".

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar mengatakan, komplotan pelaku begal itu disebut geng burung hantu karena kerap beraksi lewat dini hari.

"Geng burung hantu karena dia biasanya (beraksi) dini hari, pukul 03.00, subuh," ujar Indra saat merilis kasus pembegalan di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kamis (5/7/2018).

Indra mengatakan, komplotan begal itu sudah beberapa kali menjalankan aksinya.

Menurut Indra, para pelaku begal itu biasanya menjalankan aksi dengan membawa celurit buatan sendiri. 

Celurit tersebut digunakan untuk mengancam para korban. Jika korban melawan, begal bisa melakukan apa pun untuk melumpuhkan korban.

Polisi langsung meluncur ke lokasi dan menggagalkan upaya pencurian oleh DB. 

Saat diperiksa, DB menyebutkan identitas komplotannya. Polisi kembali melakukan penyelidikan hingga menangkap empat tersangka lainnya.

Dari lima tersangka yang sudah ditangkap, dua di antaranya, WR dan TA, merupakan tersangka yang membegal sepeda Rp 35 juta milik Robertus Soutwell Bougie Hartono di Bundaran Pondok Indah pada 30 Juni 2018.

Komplotan pembegal itu sudah beberapa kali melakukan aksinya, di antaranya di Bundaran Pondok Indah, Kemang, dan Cipete.

3. Geng sapu bersih

Pada Minggu (8/7/2018), polisi mengungkap keberadaan kelompok jambret bernama geng sapu bersih atau saber.

Polisi menembak mati salah satu anggota geng sapu bersih berinisial BS (25) yang melancarkan aksinya pada Minggu (8/7/2018).

Kapolsek Cengkareng Kompol Khoiri mengatakan, aksi geng ini terungkap saat mereka melakukan penjambretan tas seorang wanita di kawasan Cengkareng pada Minggu malam.

Khoiri mengatakan, kejadian ini bermula ketika korban yang berinisial AR (42) bersama suaminya YP baru saja pulang dari rumah orangtuanya di Jalan Gunung Galunggung 9, Cengkareng, sekitar pukul 19.35 WIB.

Saat itu, korban menenteng sebuah tas jinjing. Tiba-tiba dari arah belakang, tersangka BS yang mengendarai motor Vario langsung memepet motor korban dan merampas paksa tas milik korban.

Suami korban berteriak dan diketahui oleh anggota buser Polsek Cengkareng yang sedang melakukan pemantauan wilayah di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

Anggota buser langsung mengamankan BS untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Ternyata, BS bertindak sebagai eksekutor, sementara tiga rekannya yang berinisial DW, PB, dan RB melarikan diri.

4. Geng bad boys

Polisi mengamankan enam penjahat jalanan yang menamakan diri sebagai geng "bad boys". 

Satu dari enam pelaku berinisial RS tewas tertembus peluru polisi saat mencoba melawan saat akan diamankan di kawasan Jalan Cakung Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (11/7/2018) dini hari.

Kejahatan yang mereka lakukan antara lain penodongan, penjambretan, hingga pembegalan.

Beberapa waktu lalu, Kapolsek Cilincing Kompol Ali Zusron menyebut kelompok bad boys kerap melakukan kekerasan kepada korban-korbannya.

Kaum perempuan, kata Ali, sering jadi sasaran mereka.

"Selama ini memang terkenal sadis dia, ibu-ibu sasarannya. Sampai saat ini belum ada korban tewas. Tetapi yang luka berat ada, dibacok tangannya, atau ditusuk kalau korban enggak ngasih barangnya," kata Ali, Rabu (11/7/2018).

Ali menuturkan, kelompok ini sudah terbentuk sejak dua tahun yang lalu.

Selama itu pula polisi sering menindak tegas anggota bad boys dengan menembak mati mereka.

Adapun ciri khas anggota kelompok ini, yakni adanya tato bertuliskan bad boys yang terdapat di kaki sebelah kanan.

Modus kejahatannya, lanjut Ali, dengan berpura-pura sebagai orang mabuk atau pengamen di angkot.

Ali menyebut, kelompok tersebut beroperasi di sejumlah kawasan seperti Cakung, Tanjung Priok, Koja, dan Cilincing.

Ia berharap, penangkapan ini menjadi akhir dari sepak terjang geng bad boys.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/12/13313261/tenda-oranye-burung-hantu-sapu-bersih-hingga-bad-boys-geng-penjahat

Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke