Salin Artikel

Cerita Kapitra Ampera soal Bom Molotov di Rumahnya Semalam...

"Tadi ada yang ngelempar molotov ke arah garasi rumah saya. Tadi sekitar jam 19.20," ujar Kapitra saat itu.

Saat itu Kapitra belum dapat menjelaskan secara detail terkait kronologi pelemparan bom molotov di rumah yang terletak di Jalan Tebet Dalam Timur, Jakarta Selatan tersebut.

Ditemui di kediamannya, Kapitra menjelaskan kronologi lemparan molotov tersebut berdasarkan rekaman CCTV dinsekitar garasi rumahnya.

Dari rekaman kamera CCTV yang terpasang di halaman rumahnya, kata Kapitra, ada empat orang yang menggunakan dua sepeda motor berhenti di depan rumahnya. Keempat orang tersebut diduga pelaku pelemparan molotov.

Keempat orang tersebut mengenakan helm dan menggunakan masker sebagai penutup wajah. Salah satu pelaku yang diduga eksekutor mengenakan ransel dan menggunakan baju berwarna putih.

"Satu motor menyisir, yang satunya lagi eksekusi. Pelakunya ada empat orang, persis di depan rumah melakukan pelemparannya," ujar Kapitra di depan kediamannya, Senin malam.

Berdasarkan rekaman tersebut, satu pelaku yang berada di seberang rumah Kapitra kemudian pergi, diikuti dengan motor lainnya sembari melemparkan dua bom ke halaman rumah Kapitra.

Kejadian berlangsung selama 7 menit, dimulai pukul 19.20 saat para pelaku datang dan pukul 19.27 saat salah satu terduga pelaku melakukan pelemparan dan kemudian pergi.

Kapitra mengatakan, kejadian itu berlangsung saat Ia pergi ke masjid.

"Posisinya saya keluar, Bu Yanti (asisten rumah tangga) tutup pintu, kemudian masuk, lalu ada ledakan. Untung enggak kena dia," ujar Kapitra.

Kapitra mengatakan, satu bom yang dilempar tidak jadi meledak. Namun, bensin yang berada di dalam botol berceceran di halaman rumahnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, polisi telah melakukan olah TKP. Meski demikian polisi masih menyelidiki siapa dan apa motif pelaku melakukan pelemparan ini.

Kapitra mengaku menerima ancaman

Pria yang juga merupakan pengacara Rizieq Shihab ini mengaku cukup sering mendapat teror berupa ancaman melalui pesan singkat setelah mencalonkan diri sebagai calon legislatif DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

"Sangat banyak yang bilang saya murtad, saya kafir, saya harus dibakar dan sebagainya. Nyatanya setelah saya masuk (nyaleg) PDI-P saja," ujar Kapitra.

Meski demikian pasca kejadian pelemparan molotov ini, ia merasa tidak membutuhkan penjagaan dari pihak kepolisian.

"Enggak, enggak perlu (penjagaan). Allah bersama saya," sebutnya.

Kapitra mengatakan, tidak ada dari keluarganya yang trauma atas kejadian itu. Seluruh anggora keluarga tetap beraktivitas seperti biasa.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/07/10294571/cerita-kapitra-ampera-soal-bom-molotov-di-rumahnya-semalam

Terkini Lainnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke