Salin Artikel

Kisah Pejalan Kaki Dipukul Ojek Online tetapi Belum Mau Lapor Polisi

Pejalan kaki yang menjadi korban pemukulan itu adalah Alif Supadi (33). Ia anggota Koalisi Pejalan Kaki.

Selasa (14/8/2018) kemarin, Alif menceritakan kisah pemukulan yang dialaminya pada 6 Agustus itu.

Alif mengatakan, ia awalnya mengendarai sepeda motor dan terjebak kemacetan di kawasan Jatiwaringin, sekitar pukul 18.30 WIB. Saat itu, dia melihat banyak pengemudi sepeda motor yang melintas di trotoar.

Alif kemudian memarkir sepeda motornya di dekat Restoran Sangkuriang. Ia berjalan di trotoar dan menegur para pengendara sepeda motor yang menyerobot jalur pedestrian itu sambil merekamnya.

"Banyak (pengendara) motor yang saya tegur dan turun lagi ke jalan raya. Dan bertemulah ibu ojek itu. Di situ terjadi perdebatan," kata Alif.

Alif berpikir perdebatannya dengan perempuan itu sudah berakhir setelah perempuan itu tersebut kembali mengemudikan sepeda motornya. Namun, perempuan itu rupanya kembali menghampirinya.

Alif dipukul. Ia juga mengaku ditendang dan mengenai bagian belakang tubuhnya. Perempuan itu  kemudian pergi setelah ada orang lain yang melerainya.

"Pengendara ojek tersebut kembali lagi memanggil saya dan memukulkan tangannya ke muka saya dan memukulkan helmnya di kepala saya. Setelah itu, helmnya terlempar ke jalanan. Ditambah lagi dia menendang dua kali dengan berpegangan pada pagar yang ada di samping jalan itu," ujarnya.

Meski dipukul dan ditendang, Alif mengaku tidak terluka. Setelah kejadian itu, ia terus melanjutkan aksinya menegur para pengendara sepeda motor yang tidak tertib.

Kasihan dengan pelaku

Alif mengaku sering menegur pengendara sepeda motor yang berkendara di atas trotoar di kawasan Jatiwaringin saat macet. Namun, Alif baru sekali dipukul pemotor yang dia tegur.

"Sebenarnya sudah sering sih, hampir setiap macet saya tegur pemotor yang lewat di atas trotoar. Enggak ada (yang memukul), paling kata-kata, 'Biasa aja, lu'. Baru kali ini saja dipukul," ujar Alif.

Selain di kawasan Jatiwaringin, Alif juga sering menegur pengendara sepeda motor yang menyerobot jalur pedestrian di wilayah lain. Ia mengaku sering melakukan aksi itu karena melihat banyak pejalan kali yang berebutan dengan pengendara sepeda motor di trotoar.

"Saya sering melihat di jalanan, para pejalan kaki selain saya itu rebutan jalan sama pemotor," ucapnya.

Meski telah dipukul dan ditendang, Alif tidak melaporkan perempuan pengemudi ojek online itu ke polisi.

"Sampai sekarang belum melapor ke polisi. Saya kasihan sama ibunya juga, masyarakat biasa juga sih," ujar Alif.

Alif berharap perempuan itu meminta maaf. Hingga saat ini perempuan itu belum meminta maaf.

Alif juga merasa iba perempuan itu diberhentikan Grab Indonesia sebagai mitra mereka.

"Sebenarnya sayang, ya, diberhentikan karena ibu itu, kan, juga butuh pekerjaan. Tapi itu peraturannya di perusahaan dia," kata Alif.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/15/07493551/kisah-pejalan-kaki-dipukul-ojek-online-tetapi-belum-mau-lapor-polisi

Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke